Rocky Gerung Beberkan Skenario Politik di Balik Isu Taliban dalam Tubuh KPK

30 Mei 2021, 06:16 WIB
Pengamat Politik, Rocky Gerung /Tangkapan Layar Youtobe.com/ @rockygerungofficial/

AKSARA JABAR - Pengamat politik, Rocky Gerung merespons polemik di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), khususnya terkait tidak lolosnya 51 pegawai dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Sebanyak 51 pegawai KPK tidak lolos dalam TWK lantaran diduga menganut paham radikal dan berafiliasi dengan taliban, sehingga tidak lolos dalam alih status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Namun, Rocky Gerung justru menilai persoalan tersebut sebagai operasi intelijen yang terarah pada satu kelompok. Ia menyebut isu taliban di tubuh KPK adalah untuk kepentingan Pemilu 2024.

Baca Juga: Digadang-gadang Maju Pada Kontestasi Pilpres 2024, Ridwan Kamil: Saya Tahu Diri

"Rakyat sudah lihat bahwa KPK akan dihidupkan kembali dan diisi dengan pejabat-pejabat baru atau sebut saja reserse baru untuk memata-matai partai politik lain yang punya potensi korupsi," ujar Rocky Gerung dalam kanal Youtube pribadinya, @Rocky Gerung Official, Sabtu 29 Mei 2021.

Terlebih Rocky Gerung melihat, adanya simbol dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang telah membuka diri dan menyatakan keinginannya untuk kembali memimpin di 2024.

Baca Juga: Pegawai KPK Lolos TWK, Bambang Widjojanto: Singa Otentik Tak Pernah Mengembik Walau Penguasa Mencabik

"Kan jelas bahwa partai-partai lain pesaing PDIP banyak yang ingin bersaing dengan PDIP. Kalau PDIP bilang kami ingin memimpin negara, maka yang lain harus disingkirkan," kata Rocky.

Menurutnya, cara paling efektif untuk menyingkirkan lawan politik adalah dengan mengintai partai-partai yang potensial untuk disingkirkan melalui KPK.

"Jadi pembersihan KPK (dengan TWK) sebetulnya dimaksudkan untuk mempersiapkan perhelatan 2024," terang RG sapaan akrab Rocky Gerung.

Baca Juga: Final Liga Champions Manchester City Lawan Chelsea Mendapat Doa dan Dukungan dari The Boys Of 1970

Setelah KPK dibersihkan melalui TWK, Rocky Gerung menduga akan ada Operasi Tangkap Tangan (OTT) baru. Namun, mereka yang tertangkap bukan koruptor partai pendukung, melainkan dari oposisi.

"Nanti narasinya bilang, ternyata KPK tidak mundur dari upaya pemberantasan korupsi, ini buktinya kami tangkap tangan," bebernya.

"Tapi itu bukan partai pendukung pemerintah yang ditangkap tangan, jadi kira-kira seperti itu skenarionya. Bacaan saya seperti itu," pungkas RG.***

Editor: Bambang Hermawan

Tags

Terkini

Terpopuler