Baca Juga: Info Subang Terbaru: Warga Bisa Nikmati Wifi Gratis di Alun- Alun Subang
"Saya khawatir tujuh WBTB yang sudah kita perkuat melalui Unesco itu sedikit akan menjadi turun," ungkapnya.
Selain itu, Boeng menyoroti fenomena Industrialisasi yang akan segera berkembang di Kabupaten Subang.
Menurutnya, agar kebudayaan tidak tergerus oleh industrialisasi, maka harus diperkuat dengan inovasi di lingkungan terkecil seperti desa.
"ADD dan DD di desa itu kan besar, itu bisa dialihkan untuk penguatan kasus, contoh kasus seperti dua desa di Tanjungsiang yang akan menjadi percontohan kebudayaan," tegasnya.
Di tempat yang sama, Dosen Institus Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Dr. Suhendi Afryanto mengatakan, pegiat budaya mesti mempunyai masterplan tentang pembangunan kebudayaan.
Baca Juga: Subang Bakal Jadi Tuan Rumah 3 Bulan Lagi, Anggaran Porprov Jabar 2022 Belum Cair
"Masterplan ini juga harus diimbingi dengan DED. Jika itu bisa, apalagi kita ada regulasi tentang Perda. Insha Allah ke depan, dana-dana yang bergulir itu bisa dimanfaatkan," ucapnya.
Menurutnya, setiap stake holder kebudayaan di Kabupaten Subang itu harus bersinergi agar bisa membangun ekosistem kebudayaan.
"Membangun ekosistem kebudayaan itu tidak mudah, tetapi itu harus kita lakukan karena bagaimana pun kebudayaan yang kita hadapi ini sudah digempur dari berbagai aspek," ungkapnya.