Network
AKSARA JABAR- Badannya terkulai lemas diatas tempat tidur. Tinggal tulang berbungkus kulit. Tatapan matanya kosong. Entah apa yang sedang terpikir dibenak Dede Nurdin, remaja lima belas tahun asal Desa Sagalaherang Kaler, Kecamatan Sagalaherang, Subang yang didiagnosa mengidap kanker otak stadium 4.
Tak banyak yang bisa Dede lakukan di tempat tidur. Saat tim Aksara Jabar bersama beberapa teman jurnalis, Kadinkes Subang, Kapolsek, Danramil, dan Kades datang menjenguk, ia tak menampakan banyak ekspresi.
"Sudah beberapa bulan sulit makan. Bahkan kondisinya terlihat menurun karena sering keluar darah dari hidung atau saat batuk," ujar ibunya, Aan (44) membuka percakapan.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kabupaten Subang Hari Ini 19 Oktober 2021, Siang Hari Hujan Sedang hingg Sore
Ibunya menceritakan, Dede sempat menempuh jalur medis dengan perawatan kemoterapi dan sebagainya di RS Santosa Bandung.
"Waktu tahun lalu, dibantu oleh tetangga dan pihak pemerintah disini Dede harus disinar (radioterapi) selama 30 hari lebih tanpa henti dan menjalani kemoterapi juga," jelasnya.
"Tapi sayang Dede malah minta pulang dan tidak melanjutkan rangkaian pengobatan," ujar Aryana, selaku Kepala Dusun menambahkan.
Hal tersebut diamini oleh keluarga Dede Nurdin. Mereka menjelaskan, selain keinginan Dede sendiri, faktor ekonomi menjadi penyebab Dede tidak meneruskan pengobatan di rumah sakit.
Dede diketahui merupakan anak yatim, bapaknya sudah meninggal dunia. Sehari-hari, Dede tinggal bersama kakak, adik, dan ibunya, Aan yang berjualan gorengan dan sayuran keliling. Naasnya lagi, kakak Dede juga mengidap penyakit asma.
