Dinas Pertanian Subang Ngotot Naikan Produksi namun Lahan Sudah Beralihfungsi Menjadi Industri

- 1 Desember 2020, 14:05 WIB
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Subang, Asep
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Subang, Asep /Tim Aksarajabar/

AKSARAJABAR - Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Asep Heryana, mengungkapkan jika Subang sebagai daerah penghasil beras tebesar di jawa barat, tidak terpengaruh pandemi Covid-19.

Adapun potensi luas sawah di Kabupaten Subang seluas 84.570 Ha, berdasarkan catatan di Dinas Pertanian luas lahan sawah masih menggunakan angka yang dulu.

"Kita tahu juga memang alih fungsi lahan ke non pertanian cukup tinggi, melihat kondisi Subang sedang membangun kawasan industri," ungkapnya.

Baca Juga: Anies Baswedan Minta Didoakan Hingga Warga Jakarta Diimbau Disiplin Protokol Kesehatan

Meski beberapa zona industri yang ada di Kabupaten Subang, juga adanya Pelabuhan Patimban yang ada di Pusakanegara namun tetap angka produksi di Kabupaten Subang ditargetkan 1,3 juta ton gabah kering giling, atau dihitung kurang lebih 846.000 ton beras.

"Mungkin sangat berat, jadi dengan kondisi yang ada itu kita masih surplus untuk kebutuhan Kabupaten Subang," tambahnya.

Dari produksi beras ini, Asep mengungkapkan jika produksi itu tidak semua dikonsumsi warga Subang, sebagian besar, atau sekitar 60% dibawa keluar Subang.

Baca Juga: Dinyatakan Positif COVID-19, Bagaimana Kondisi Anies Baswedan dan Keluarga?

"Surplusnya, kalau gabah sekitar 400.000 ton, kalau beras 250.000 ton yang dibawa ke luar Subang. Jadi dari 846.000 ton, bisa kita hitung produktivitas padi per hektare nya 7 ton. Rata-rata, produksi padi di Subang 7 ton per hektare," tambah
Asep lagi.

Seperti diketahui, Kabupaten Subang memiliki tiga wilayah lahan strategis. Mulai dari bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan, dataran tengah dan Pantura yang dekat dengan pesisir pantai.

"Untuk yang di Pantura, lebih luas sawahnya, sehingga penghasilan padi atau berasnya paling tinggi, bisa sampai 8-9 ton, di tengah bisa sampai 7-8 ton, sedangkan di selatan pegunungan 5-6 ton. Jika dirata-ratakan 7 ton per hektare," jelas Asep.

Baca Juga: Kota Bandung Kembali Zona Merah, Warga Harus Tetap Waspada dan Disiplin

Dinas Pertanian sebenarnya berkeinginan untuk meningkatkan produksi, namun beberapa kendala masih menghambat produksi pertanian. Salah satunya jaringan irigasi, yang harus sudah direhab, dan lahan yang sudah dialihfungsikan ke kawasan industri.

"Entah itu endapannya terlalu tinggi, sehingga salurannya harus dikeruk atau permasalahan di pintu air banyak yang rusak. Secara bertahap kita mengajukan perbaikaan kepada instansi yang berwenang di Provinsi Jabar," pungkas Asep.***

Editor: Yoga Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x