Perumda TRS Pastikan Pasokan Air Bersih Aman Selama Peralihan Musim

4 Desember 2023, 10:17 WIB
Dirut (kiri) bersama tim teknis Perumda TRS mengecek debit air. /

AKSARA JABAR - Setelah berhasil melewati musim panas ekstrem El Nino, Perumda Tirta Rangga Subang (TRS) kini bersiap menghadapi musim hujan. Saat musim panas, tidak ada wilayah langganan yang tidak terlayani meski terjadi penurunan debit sungai dan mata air.

Tim teknis Perumda TRS selama musim panas berhasil mengupayakan layanan air tetap lancar. Sejumlah daerah yang rawan, seperti di wilayah pantura dan selatan masih tetap bisa terlayani.

Di wilayah pantura, Perumda TRS mengandalkan pasokan air baku dari Tarum Timur. Sedangkan di wilayah selatan dari sumber mata air.

“Alhamdulillah kami bisa mempertahankan layanan. Saat musim kemarau ekstrem, El Nino, pasokan air ke pelanggan tetap lancar. Semua ini atas kerjasama yang solid para kepala bagian dan tim di semua cabang unit layanan. Tahun-tahun sebelumnya, sejumlah titik di wilayah Subang kota biasanya terganggu. Tahun ini justru lancar,” kata Direktur Utama Perumda TRS, Lukman Nurhakim.

Menurut Lukman, pihaknya memang bekerja ekstra untuk menghadapi musim panas selama tiga bulan tidak ada hujan antara Agustus hingga Oktober. Sejak awal melakukan mapping wilayah rawan layanan, pemeriksaan rutin, perbaikan infrastruktur jaringan hingga membentuk tim penanganan kebocoran atau yang disebut tim Non Revenue Water (NRW). 

Lebih jauh Lukman menjelaskan, tim produksi distribusi, perawatan, operator, perencanaan teknis dan khususnya tim di cabang unit bekerja lebih ekstra selama musim kemarau.

Selain itu, manajemen juga membuat program peningkatan penerimaan pendapatan. Sehingga cashflow tetap terjaga dan terjadi peningkatan.

“Untuk menjaga dan meningkatkan pelayanan memang perlu pembiayaan. Maka penerimaan harus tetap baik agar dapat melakukan belanja investasi perbaikan infrastruktur, mengganti paralatan dan jaringan perpipaan," tuturnya.

"Misal untuk Jalancagak dan Kasomalang kami harus mengganti pompa dengan kapasitas lebih besar. Sebab debit air menurun, hampir setiap hari ada aduan pelanggan. Sekarang sudah tertangani,” tambah Lukman.

Lalu bagaimana Perumda TRS menghadapi musim hujan?

Menurut Lukman, persoalan kekeruhan air akan lebih dominan saat musim hujan. Maka petugas operator WTP harus lebih cermat mengolah air. Akan terjadi lonjakan penggunaan bahan kimia untuk penjernih air. Air baku dari sungai maupun mata air akan lebih keruh dibanding musim kemarau.

Selain itu, pihaknya akan memaksimalkan patroli memeriksa jaringan, melakukan wash out untuk mencegah sumbatan di pipa dan memaksimalkan kinerja operator.

“Operator merupakan ujung tombak. Kami sudah berlakukan kenaikan uang lembur untuk mereka. Kebetulan uang lembur operator sudah lebih dari lima tahun tidak ada kenaikan. Padahal operator harus standby 24 jam dan tinggal di rumah operator yang sudah disediakan. Mereka sebagai koki mengolah air,” ujar Lukman.

Seperti halnya di musim kemarau, Lukman optimis Perumda TRS tetap bisa melakukan pelayanan terbaik saat musim hujan. Sebab sudah menjadi kewajiban Perumda TRS sebagai BUMD mengutamakan pelayanan publik.

“Kami optimis bisa tetap maksimal melayani. Kami sebagai kepanjangan tangan pemerintah memberikan layanan air bersih untuk masyarakat. Melekat tugas kami sebagai BUMD dengan tugas utama public service obligation (PSO). Kepuasan pelanggan yang paling utama,” pungkasnya.***

Editor: Andi Permana

Tags

Terkini

Terpopuler