Kurangi Energi Fosil, Bersihkan Udara NKRI dari Polusi, DPR RI Dukung PLTA Cirata Purwakarta

4 Desember 2020, 20:31 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) /Esdm.go.id/

AKSARAJABAR- Mantan Wakil Manajer Program Election Chanel Metro TV yang saat ini jadi Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) untuk sektor kelistrikan demi membersihkan udara di wilayah NKRI yang banyak tercemar.

Salah satu upayanya adalah melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Indonesia, salah satunya di Cirata Purwakarta.

"Komisi VII melakukan Kunjungan Kerja Spesifik di PLTA Cirata sekaligus ingin melihat langsung pembangkit listrik tenaga surya dirancang," kata Sugeng seperti yang dilansir Aksara Jabar dari Dpr.go.id, Jumat, 4 Desember 2020.

Baca Juga: Konblok Dirusak, Kantor Hukum Indonesia Solicitors Laporkan Manager PT PLN UP3 Bulungan Jaksel

Eks Pemimpin Redaksi (Pemred) Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) itu mengatakan, PLTA Cirata telah beroperasi selama kurang lebih 32 tahun dengan total kapasitas 1.008 MW. Meski bukan pembangkit baru, PLTA yang digerakkan oleh air Bendungan Cirata ini masih memiliki peran besar dalam sistem kelistrikan Jawa - Bali.

“Bagaimana anak bangsa merancang sistem kelistrikan yang berkelanjutan itu sangat penting, bayangkan dibangun dari tahun 1980-an sampai hari ini dayanya tetap. Memang ada problem menyangkut debit air, namun kita upayakan terus-menerus mengembangkan energi baru terbarukan. Kita tidak boleh mundur lagi karena memang dunia sudah mengkhendaki ke arah sana yaitu green energy, clean dan sustainability," jelasnya.

Kendati demikian, mantan Wartawan Lintas Bidang Pemberitaan (Ekonomi, Politik, Hukum, Hankam dan Internasional) Media Indonesia itu tak menyangsingkan transformasi energi fosil ke energi baru terbarukan membutuhkan waktu.

"Kita bersifat realistis, tidak ber-geradak-geruduk. Sebagaimana kita ketahui PLN kita masih didominasi PLTU berbasis primer batu bara," ujar politisi dari F-NasDem ini.

Mencermati bahwa posisi energi baru dan terbarukan di bauran energi pembangkit masih sangat sedikit, sekitar 10 persen dari total bauran energi.

Sedangkan pada 2025 Pemerintah menargetkan porsi EBT mencapai 25 persen. Maka investasi asing diperlukan dalam mempercepat capaian bauran energi nasional tersebut.

Terkait hal itu, DPR juga sedang mendorong regulasi yang menarik bagi iklim investasi kelistrikan. Kepastian hukum dalam bentuk UU menjadi suatu keharusan untuk memberikan kepastian kepada investor.

Dalam waktu yang sama, Direktur Mega Proyek PT. PLN (Persero), Iksan Asaad menyampaikan bahwa proyek terbaru akan segera dibangun PLTS Terapung Cirata hasil kerja sama Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), yang akan dijalankan Konsorsium anak usana PLN, yaitu PJB dengan perusahaan asal UEA, Masdar dengan nama Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energy (PMSE).

"Tanggal 17 Desember ini akan kita lakukan water breaking PLTS Apung 145 MW. Kemungkinan ini akan menjadi PLTS terbesar di dunia. Ini merupakan inovasi dari teman - teman PJB agar harganya bisa lebih efisien, ini harganya 8,5 sen. Kedepan dengan semakin massifnya teknologi, kita harapkan harganya bisa lebih rendah lagi serta bisa berkontribusi untuk mempercepat target bauran EBT sebesar 23% di tahun 2025," papar Iksan.

Diketahui, PLTS Cirata akan menjadi PLTS Terapung pertama di Indonesia dan yang terbesar di Asia Tenggara. PLTS ini dikatakan akan memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di ASEAN setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.

Kapasitas listrik yang dihasilkan sebesar Rp 145 Mega Watt (MWac) dengan total nilai proyek mencapai USD 18,8 miliar dengan luasan area 200 Ha (waduk) dan 9,02 Ha. Konstruksi akan dimulai pada kuarta pertama 2021 dan ditargetkan beroperasi pada kuartal keempat tahun 2022.

Diiproyeksikan, PLTS Cirata akan menambah bauran energi terbarukan PLN. Kebijakan bauran energi terbarukan 23 persen pada 2025 mendatang ini telah diimplementasikan dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). ***

Editor: Iing Irwansyah

Tags

Terkini

Terpopuler