Network
AKSARA JABAR - Kondisi terbaru Gaza Palestina alami krisis listrik akibat gempuran Israel tanpa henti.
Serangan Israel yang sudah memasuki pekan kedua membuat masalah baru. Salah satunya adalah mengenai pasokan listrik.
Dikutip Aksara Jabar dari Pikiran Rakyat dari judul berita Israel Gempur Palestina Tanpa Henti, Gaza Mulai Alami Krisis Listrik, Juru Bicara Perusahaan Distribusi Listrik Palestina Mohammad Thabet mengatakan bahwa kondisi pasokan listrik di Gaza Palestina akan kehabisan bahan bakar.
Sebagaimana dilaporkan Anadolu Agency, dalam beberapa hari pasokan listrik di Gaza Palestina akan berhenti beroperasi karena kehabisan bahan bakar.
"Israel mencegah masuknya bahan bakar untuk pembangkit listrik di Gaza," kata Mohammad Thabet dalam sebuah konferensi pers di Kota Gaza seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Kemudian Thabet mendesak Israel untuk membuka kembali pintu penyeberangan Kerem Shalom, satu-satunya penyeberangan komersial yang berfungsi di Gaza untuk memungkinkan masuknya bahan bakar ke wilayah Palestina.
"Bahan bakar yang tersedia cukup untuk mengoperasikan pembangkit listrik hanya untuk dua atau tiga hari," ujar Thabet.
Thabt menaksir kerugian yang dialami akibat serangan Israel mencapai 8 juta dolar AS.
Selain itu, Berdasarkan Rilis Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 200 warga Palestina telah tewas, termasuk 58 anak-anak dan 34 wanita, dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak pekan lalu.
Lebih dari 1.235 lainnya juga terluka dan puluhan bangunan hancur atau rusak dalam serangan Israel.
Baca Juga: Bantahan KUA Pondok Gede Soal Rumor Rencana Pernikahan Ayus dan Nissa Sabyan
Sepuluh orang Israel juga tewas dalam tembakan roket Palestina dari Jalur Gaza ke Israel.
Serangan Israel bermula dari kelompok Hamas yang mulai meluncurkan ratusan rudalnya ke wilayah dekat Tel Aviv.
Peluncuran ratusan rudal Hamas itu sebagai respons atas serangan pasukan Israel terhadap warga Palestina yang tengah beribadah di Masjid Al-Aqsa pada akhir Ramadhan tahun ini.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam.
Sementara orang Yahudi menyebut daerah itu "Temple Mount" dan mengklaim tempat itu sebagai situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.***
