Network
AKSARA JABAR - Bulan Dzulhijjah merupakan bulan terakhir dalam penganggalan tahun Hijriah.
10 hari pertama di bulan Dzulhijjah dipercayai mengandung keistimewaan bagi umat muslim.
Biasanya, umat muslim di seluruh dunia memanfaatkan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah untuk memperoleh banyak pahala dengan beribadah.
Selain ibadah haji, kurban, dan Idul Adha, umat muslim juga disunahkan untuk mengamalkan ibadah puasa di bulan Dzulhijjah, yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah.
Berikut informasi tentang niat puasa di awal bulan Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah jelang Idul Adha 2022.
Baca Juga: Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah Arab Latin berikut Tata Cara Pelaksanaanya
Pasca Sidang Isbat, Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan 1 Dzulhijjah 1443 Hijriyah jatuh pada Jumat, 1 Juli 2022.
Dengan ditetapkannya awal Dzulhijjah ini, maka bisa dipastikan jika Hari Raya Idul Adha 1443 H akan jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022 mendatang.
Jelang puncak perayaan Idul Adha, dalam buku Amalan Ibadah Bulan Zulhijjah karya Hanif Luthfi menjelaskan puasa sembilan hari pertama Dzulhijjah adalah ibadah spesial, sehingga yang mengamalkannya memiliki kesempatan doanya tak tertolak.
Walau dalam Al-quran disebutkan tentang keistimewaan 10 pertama malam bulan Dzulhijjah, namun puasa yang disunnahkan hanya sembilan hari.
Baca Juga: 5 Keutamaan Puasa Arafah Menjelang Hari Raya Idul Adha 2022, Salah Satunya Menghapus Dosa Dua Tahun
Sementara itu, hari ke 10 bulan Dzulhijjah bertepatan dengan puncak hari raya Idul Adha, dimana hari itu justru dilarang melakukan puasa.
Sesuai keputusan dari Kemenag, umat Islam di Indonesia yang akan menjalankan ibadah puasa dapat dimulai pada tanggal 1 Dzulhijjah 1443 Hijriyah atau pada Jumat, 1 Juni 2022 hingga 9 Dzulhijjah 1443 Hijriyah yang tepat pada hari Sabtu, 9 Juni 2022.
Bagi yang tak bisa puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah secara utuh, bisa juga puasa pada 9 Dzulhijjah atau yang lebih dikenal dengan puasa Arafah yang dilaksanakan sehari sebelum hari Idul Adha.
Baca Juga: Niat Puasa Sunah Tarwiyah dan Arafah di Bulan Dzulhijjah Beserta Artinya
Puasa Arafah punya keutamaan yang cukup besar daripada puasa sunnah Dzulhijjah lainnya yang diungkapkan dalam sebuah hadits berikut, "Dari Abu Qatadah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi bersabda, puasa hari Arafah, saya berharap kepada Allah agar menjadikan puasa ini sebagai penebus (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya" (HR. Muslim).
Selain itu, ada juga Puasa Tarwiyah adalah puasa pada hari kedelapan Dzulhijjah atau sehari sebelum hari wukuf.
Istilah tarwiyah sendiri berasal dari kata tarawwa yang memiliki arti membawa bekal air.
Istilah ini diambil karena dari kondisi hari itu jamaah haji membawa banyak bekal air zamzam untuk persiapan arafah dan menuju Mina.
Baca Juga: Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, Salah Satunya dapat Menghapus Dosa
Keutamaan puasa Tarwiyah ini disandarkan pada sebuah hadits yang menyatakan puasa ini menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun.
Namun, banyak pakar hadits mengatakan hadits itu dhaif (lemah), karena tidak kuat riwayatnya.
Berikut adalah niat untuk melaksanakan puasa di 10 hari awal bulan Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah.
Baca Juga: Bacaan Niat Sholat Idul Adha Latin, Arab dan Tata Cara Pelaksanaanya
Niat Puasa dari 7 hari pertama awal bulan Dzulhijjah:
"Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala."
Artinya: Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala
Niat puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah):
"Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillaahi ta'ala."
Artinya: Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala
Niat puasa Arafah (9 Dzulhijjah):
"Nawaitu shauma 'arafata sunnatan lillaahi ta'ala."
Artinya: Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta'ala.
Demikian informasi tentang niat puasa di awal bulan Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah.***
