Ahli Astronomi Indonesia Sebut Hasil Riset Mereka Idul Fitri Jatuh pada 2 Mei 2022

- 20 April 2022, 01:16 WIB
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan juga Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag Thomas Djamaluddin.
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan juga Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag Thomas Djamaluddin. /HO-Kemenag/am./Antara

AKSARA JABAR - Hasil penelitian Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi jika 1 Syawal 1443 Hijriah akan jatuh pada 2 Mei 2022.

"Posisi kriteria berada di area perbatasan. Wilayah Sabang sedikit memenuhi kriteria. Dengan hisab yang dilakukan di Sumatra juga memenuhi kalau menggunakan elongasi geosentrik. Hasil rukyat, pada sidang isbat akan diterima, ini akan seragam pada 2 Mei 1 Syawalnya," ucap Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)m Thomas Djamaluddin di Jakarta. Selasa, 19 April 2022.

Lebih lanjut dia menyebutkan posisi bulan pada 29 Ramadhan 1443 atau 1 Mei 2022, di wilayah Indonesia berada pada batas kriteria baru MABIMS.

Baca Juga: Kemenag Pastikan Predator 19 Anak di Bawah Umur di Pangalengan Bandung Bukan Guru Pesantren

Baca Juga: Pasca Covid-19, Kuota Jamaah Haji 2022 Menurun Dibanding Tahun 2019

Baca Juga: Berapa Total Jamaah Haji Indonesia Tahun 2022 yang Berangkat ke Tanah Suci Pasca Covid-19

Tingginya sudah di atas 3 derajat, tetapi elongasinya sekitar 6,4 derajat.

Kriteria Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) ini mulai digunakan pemerintah dalam menentukan penanggalan baru.

Selama ini, kriteria hilal awal Hijriah adalah ketinggian 2 derajat, elongasi 3 derajat, dan umur bulan 8 jam.

Halaman:

Editor: Igun Gunawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x