7 Tradisi Menjelang Ramadhan di Beberapa Daerah Indonesia, dari Munggahan di Jabar Hingga Meugang di Aceh

22 Maret 2022, 07:28 WIB
Foto acara tradisi 'Munggahan' di KBRI Quito Tradisi untuk menyambut bulan suci Ramadhan atau bulan puasa. /Dok. Kemenlu.go.id

AKSARA JABAR - Umat muslim di dunia, termasuk di Indonesia, bersuka cita karena sebentar lagi mereka akan memasuki bulan suci Ramadhan 2022.

Menjelang Ramadhan 2022 atau yang juga disebut bulan puasa, masyarakat Indonesia punya tradisi tersendiri untuk menyambutnya.

Beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi yang khas dalam menyambut bulan puasa atau Ramadhan setiap tahunnya.

Baca Juga: Tentukan Awal Puasa 2022, Kemenag akan Gelar Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadhan 1443 H Pada 1 April 2022

Jawa Barat misalnya, dalam menyambut bulan Ramadhan, masyarakat Jawa Barat biasanya melakukan tradisi yang dinamakan munggahan.

Dilansir dari Desk Jabar, berikut tujuh tradisi menjelang Ramadhan 2022 yang dilakukan masyarakat Indonesia dalam menyambut bulan puasa atau Ramadhan di beberapa daerah:

1. Munggahan, Jawa Barat

Di masyarakat Jawa Barat untuk menyambut datangnya bulan ramadhan atau bulan puasa, mereka melakukan tradisi yang dinamakan munggahan.

Munggahan biasanya dilaksanakan di waktu mendekati datangnya bulan ramadhan.

Keluarga besar akan berkumpul bisa di rumah atau terkadang dilakukan di alam terbuka sambil botram atau makan bareng.

Tujuannya untuk berkumpul bersama orang-orang terdekat seperti keluarga dan juga teman sebagai momen saling meminta maaf untuk mempersiapkan diri menuju bulan Ramadhan.

Kata munggahan berasal dari bahasa Sunda, yang berarti “sampai ke”. Masyarakat Jawa Barat memaknai tradisi munggahan sebagai sampainya mereka di bulan Ramadan.

2. Nyadran, Jawa Tengah

Hampir di semua masyarakat muslim di Indonesia, menyambut datang ya bulan Ramadhan atau bulan puasa adalah dengan melakukan ziarah.

Di masyarakat di Jawa Tengah menyebutnya dengan nyadran.

Nyadran atau biasa disebut Nyekar adalah kegiatan ziarah ke makam leluhur. Nyadran adalah sebuah kegiatan wajib yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Nyadran sendiri adalah tradisi pembersihan dan juga tabur bunga makam.

Baca Juga: Mendag Minta Polri Segera Umumkan Tersangka Mafia Minyak Goreng yang Sebabkan Kelangkaan

3. Dugderan, Semarang

Di masyarakat di Semarang, mereka punya kebiasan tersendiri dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan atau bulan puasa, yang disebut dengan dugderan.

Tradisi ini sudah dilakukan sejak tahun 1881 sampai sekarang. Tradisi Dugderan mirip seperti pesta rakyat. Rangkaian acaranya terdapat tari-tarian, karnaval, serta tabuh bedug.

Tradisi Dugderan juga diramaikan kehadiran maskot Dugderan bernama Warak Ngendog berupa kambing dengan kepala naga lengkap dengan kulit bersisik dari kertas warna warni dan dilengkapi dengan telur rebus.

4. Nyorog, Betawi

Bagi masyarakat Betawi, mereka juga punya tradisi yang sejak dulu selalu dilakukan saat menyambut datangnya Ramadhan atau bulan puasa. Mereka menyebutnya nyorog.

Nyorog adalah kegiatan membagikan bingkisan ke anggota keluarga atau tetangga dalam rangka menyambut bulan Ramadan.

Tradisi Bulan Ramadhan unik ini biasanya dilakukan orang yang lebih muda ke orang yang usianya lebih tua, tujuannya adalah untuk meminta restu kelancaran ibadah puasa selama di bulan Ramadhan.

Biasanya makanan khas yang dibawa saat melakukan nyorog adalah sayur gabus pucung, ikan bandeng, dan olahan daging kerbau.

5. Meugang, Aceh

Menurut informasi, tradisi Meugang sudah dilakukan oleh masyarakat Aceh pada masa Kerajaan Aceh, yakni sekitar tahun 1607-1636 Masehi.

Tradisi Meugang merupakan tradisi tidak saja untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, tetapi juga untuk menyambut Idul Fitri dan Idul Adha.

Pada zaman Kerajaan Aceh, Kala itu, Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah besar dan membagikan dagingnya kepada seluruh rakyat Aceh sebagai ungkapan rasa syukur dan tanda terima kasih kepada rakyatnya.

Tradisi ini kemudian berkembang di masyarakat Aceh hingga saat ini, berupa memasak daging dalam jumlah besar dan menyantapnya bersama keluarga, kerabat, dan anak-anak yatim piatu.

Tak jarang daging yang sudah dimasak dibagikan masjid untuk dimakan oleh tetangga dan warga lain, sehingga semua orang dapat merasakan kebahagiaan melalui sedekah dan kebersamaan.

Baca Juga: Keutamaan Bulan Ramadhan dan Amalan Sunnah yang Dianjurkan

6. Pacu Jalur, Riau

Hal unik juga dilakukan oleh masyarakat muslim di Riau. Untuk memyambut datangnya bulan Ramadhan, mereka menggelar semacam pesta rakyat.

Salah satu acara utama adalah pacu jalur. Tradisi ini biasa dilakukan masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.

Pacu jalur adalah lomba balap perahu tradisional yang terbuat dari kayu. Jalur dalam bahasa setempat berarti perahu.

Tradisi pacu jalur ini biasanya digelar di Sungai Batang Kuantan, yang telah digunakan sebagai jalur pelayaran sejak abad ke-17.

Pacu jalur bagi masyarakat setempat sebagai puncak kegiatan dan sebagai penghibur dari rutinitas sehari-sehari sebelum memasuki bulan Ramadan.

7. Padusan, Boyolali

Di Boyolali juga ada tradisi untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan yang disebut dengan padusan.

Bahkan tradisi padusan dinilai sudah ada sejak zaman Wali Songo.

Padusan adalah kegiatan membersihkan diri di sumber-sumber mata air, untuk menyambut datangnya Ramadhan.

Di banyak daerah seperti juga punya tradisi bersih-bersih diri dalam rangka datangnya bulan Ramadhan.

Bedanya, dalam tradisi padusan di Boyolali dilakukan sendiri-sendiri sehingga orang yang melakukannya dapat merenung dan merefleksikan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan di masa lampau.

Itulah tradisi tradisi yang secara turun temurun dilakukan masyarakat muslim di Indonesia untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan atau bulan puasa.

Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya di deskjabar.pikiran-rakyat.com berjudul "RAMADHAN 2022, 7 Tradisi Menyambut Bulan Puasa, dari Makan Bareng Hingga Balap Perahu".***

Editor: Tiara Maulinda

Sumber: Desk Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler