4 Modus Soceng yang Patut Diwaspadai, Jika Tidak Rekeningmu Dibobol Maling

20 Juni 2022, 19:01 WIB
Poster warning penipuan soceng/Twitter @ojkindonesia /

AKSARA JABAR - Maling rekening makin hari semakin meresahkan masyarakat. Terbaru modus yang banyak digunakan yakni Soceng.

Akun media sosial Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia melalui @ojkindonesia, menyebutkan bentuk serangan Soceng ada beragam macam diantaranya antara lain phising, scam phone dan impersonation call.

OJK menilai Soceng dikategorikan maling yang sangat berbahaya, karena pelaku kejahatan Soceng akan langsung mengambil data dan informasi pribadi korban untuk kepentingannya.

Baca Juga: Download Lagu MP3 di YouTube Mudah dengan 5 Cara Ini, Simak Sampai Akhir!

Baca Juga: Kode Redeem Mobile Legends Edisi Selasa,21 Juni 2022: Dapatkan Ribuan BP untuk Membeli Hero OP Julian

Baca Juga: KLAIM 20 Kode Redeem FF Terbaru Selasa 21 Juni 2022, Sudah Bisa Digunakan Sekarang

"Seperti mencuri semua uang di rekeningmu, mengambil alih akunmu atau menyalahgunakan data pribadimu untuk kejahatan," cuit @ojkindonesia. Senin, 20 Juni 2022.

Lantas apa saja modus operandi pelaku Soceng? Dalam akun OJK Indonesia, disebutkan contoh ada empat macam jenis modus yang rata-rata dilakukan para maling tersebut.

Pertama adanya info perbuhan tarif transfer bank. Modus operandinya, penipu akan berpura-pura sebagai pegawai bank dan menyampaikan informasi adanya perubahan tarif transfer bank kepada targetnya.

Baca Juga: Jelang Laga Persebaya Surabaya vs Bali United di Piala Presiden, Aji Santoso Rotasi Starter: Harus Main Total

Baca Juga: Download Video YouTube ke MP3 via Savefromnet Tanpa Aplikasi, Akses secara Gratis

Baca Juga: Briptu Shinta Febriana, Dulu Diremehkan sebagai Bhabinkamtibmas Perempuan, Kini Disayang dan Dipercaya Warga

Selanjutnya, untuk lebih memberikan kepercayaan pada korban, penipu memberikan link formulir dimana isinya berupa data pribadi seperti PIN, OTP, dan Password.

Ke-dua, penipu akan memberikan tawaran untuk menjadi nasabah prioritas seperti menawarkan iklan upgrade menjadi prioritas dengan segudang promosi. Jika target sudah terjebak, selanjutnya penipu akan meminta korban memberikan data pribadinya seperti nomor Kartu ATM, PIN, OTP, Nomor CVV/CVC, dan Pasword.

Ke-tiga, penipu akan berpura-pura sebagai customer service.

Akun layanan palsu ini, nantinya akan menjadi akun media sosial yang mengatasnamakan bank. Menurut OJK, akun ini biasanya muncul, ketika ada nasabah yang menyampaikan keluhan terkait dengan layanan perbankan.

Pada situasi ini, pelaku akan berpura-pura menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhannya dengan lagi-lagi mengarahkan targetnya ke website palsu (phising) milik pelaku. Selanjutnya, pelaku akan meminta data pribadi korban.

Ke-empat, penipu akan memberikan tawaran menjadi agen laku pandai bank, dengan tanpa persyaratan yang rumit. Penipu hanya meminta korbanya mentransfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC (Electronic Data Capture).

"Jika ada oknum yang mengaku pegawai bank yang menghubungi meminta data pribadimu, jangan diberikan. Pastikan hanya menggunakan aplikasi, dan menghubungi layanan resmi perbankan atau lembaga jasa keuangan."

Septiaji Eko Nugroho, selaku Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia turut memberikan tanggapan terkait modus baru maling uang ini, dia mengingatkan agar masyarakat jangan menghiraukan jika ada pesan yang menyaru sebagai pihak bank/

“Masyarakat jangan menghiraukan pesan yang menyaru sebagai pihak bank, padahal sejatinya komplotan jahat yang ingin menguras rekening,” ujarSeptiaji Eko Nugroho.

Menurut dia, jika masyarakat masih kebingungan dengan menggunakan dompet/bank digital jangan ragu untuk menanyakan langsung kepada pihak bank baik ke kantor cabang langsung maupun hotline resmi.

“Ketika ragu, pastikan menanyakan langsung kepada pihak bank baik ke kantor cabang, melalui hotline resmi, atau mengirim pesan melalui akun media sosial resmi bank yang sudah centang biru,” pungkasnya. ***

Editor: Igun Gunawan

Sumber: Twitter OJK

Tags

Terkini

Terpopuler