Dampak La Nina Sebabkan Bencana Hidrometeorologi, BMKG Imbau Semua Pihak Tingkatkan Kewaspadaan

18 Oktober 2021, 17:31 WIB
Ilustrasi anomali cuaca di perairan Indonesia penyebab terjadinya badai La Nina. /BMKG/

AKSARA JABAR - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi badai La Nina pada tahun 2021 akan diikuti dengan berbagai bencana hidrometeorologi.

Karenanya, BMKG mengimbau semua pihak meningkatkan kewaspadaan menghadapi dampak La Nina yang diprediksi akan datang pada akhir tahun ini.

Hal tersebut dikatakan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara daring terkait waspada La Nina dan peningkatan risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia, Senin, 18 Oktober 2021.

Baca Juga: Hattrick Juara di Piala Thomas 2020, Indonesia Kukuhkan Posisi Teratas dalam Daftar Juara dengan 14 Trofi

Baca Juga: Tinjau Pembangunan Lapangan Bintang Sport Center yang Baru 60 Persen, Kang Akur Berharap Rampung Tepat Waktu

"Kita harus bersiap untuk menghadapi datangnya La Nina, seperti akhir tahun lalu. La Nina tahun ini diprediksi memiliki dampak relatif sama dengan tahun lalu yang diikuti dengan berbagai bencana hidrometeorologi," kata Dwikorita, dikutip dari Antara.

La Nina adalah fenomena yang dikontrol perbedaan suhu muka air laut antara Samudra Pasifik bagian tengah dengan wilayah perairan Indonesia. Sehingga suhu muka laut di wilayah Indonesia menjadi lebih hangat.

Baca Juga: Solusi Terbaik Mengatasi Kebuntuan Hati, Hilang Ide dan Lepas Arah Tujuan Ala dr Zaidul Akbar

Dwikorita menjelaskan, secara teori, ambang batas bisa disebutkan terjadi La Nina dengan intensitas lemah, yaitu adanya anomali mencapai 0,5.

"Saat ini terjadi anomali atau perbedaan yang telah melewati ambang batas La Nina, yaitu minus 0,61 pada dasarian I (10 hari pertama) Oktober 2021," kata dia.

Dampaknya, terang dia, terjadi aliran massa udara basah dari Samudra Pasifik menuju wilayah Indonesia yang mengakibatkan terjadinya peningkatan awan hujan yang dapat meningkatkan curah hujan.

Baca Juga: Mengenal Susur Sungai dan Prosedur yang Penting Dilakukan Supaya Tetap Aman

Ia memperkirakan, La Nina tahun ini akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang hingga Februari 2022.

Kondisi tersebut sama seperti La Nina 2020 dengan intensitas yang sama, di mana hasil kajian BMKG menunjukkan curah hujan mengalami peningkatan pada November, Desember 2021 dan Januari 2022.

Peningkatan curah hujan tersebut terjadi di Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.

Baca Juga: Gelaran Pesandigi Jabar Awards Bentuk Apresiasi AISNU Jawa Barat Bagi Tim Media Pesantren

Peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70 persen di atas normalnya.

"Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut maka kami meminta seluruh pihak perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi curah hujan tinggi yang dapat memicu curah hujan tinggi," katanya.***

Editor: Bambang Hermawan

Tags

Terkini

Terpopuler