Water Container Bombing (WCB) Inovasi TNI AU

- 18 Januari 2020, 09:34 WIB
20200116201018_IMG_2180
20200116201018_IMG_2180

Aksarajabar.com,Subang - TNI AU melakukan terobosan dengan membuat water container bombing (WCB). Metode pemadaman api ini disimulasikan di Lanud Suryadarma Kalijati, Subang, Jumat (17/1).

Simulasi di tower Elevated Heliporter disaksikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna, bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, Kadislitbangau Marsma TNI Rachmadi, Danlanud Suryadarma TNI Marsma TNI I Wayan Sulaba serta ratusan anggota TNI AU dan undangan.

WCB karya Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara merupakan teknologi yang mampu memadamkan api dengan cepat sampai ke akar-akarnya.

"Kami melaksanakan inovasi untuk bagaimana caranya memadamkan kebakaran di lahan gambut. Pemadaman api biasa hanya mampu memadamkan api dibagian atas saja, sehingga diperlukan yang daya resapnya sampai ke bawah," kata Marsekal TNI Yuyu Sutisna.

Kemudian, pihak TNI AU di Litbang AU mencoba mencari solusi untuk memadamkan api sampai ke akar-akarnya. Sehingga kebakaran hutan dapat diatasi dengan cepat dan api dapat padam seluruhnya.

"Kami coba pelajari, dan sekarang membuat yang namanya Water Container Bombing," katanya.

Ia menerangkan, WCB merupakan tempat air berbentuk seperti bola yang berisi 112 liter atau 120 kg air. Kemudian bola-bola ini dapat dibawa menggunakan pesawat Hercules. Sekali angkut, pesawat bisa membawa 36 bola dengan total berat 10 ton.

Sebuah bola yang dilemparkan bisa medamkan api dengan radius 20 meter. Sehingga cukup efektif untuk digunakan dalam pemadaman kebakaran hutan yang sering terjadi di Indonesia. Sebagaimanaa disimulasikan lahan hutan yang terbakar dalam kegiatan tersebut terdapat beberapa spot api, dengan panjang 1.030 meter, dan lebar 100 meter. Ditandai dengan panel silang berwarna orange dan bendera-bendera disekitarnya.

Kepala BNPB Indonesia, Letjen TNI Doni Monardo mengapresiasi inovasi DislitbangAU dalam membuat WCB tersebut. Sebab bencana kebakaran hutan dan lahan sering kali terjadi di wilayah Indonesia khususnya di Sumatera dan Kalimantan. Tercatat luas lahan yang terbakar di seluruh wilayah Indonesia mencapai 857 ribu hektare.

"Sehingga membutuhkan pencegahan dan penanganan secara serius oleh pemerintah pusat maupun daerah. Melalui metode WCT yang dibuat oleh DislitbangAU ini mampu bekerja secara efektif dalam menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan. Namun yang terpenting juga bagaimana cara pencegahan agar tidak terjadi kebakaran hutan," pungkasnya. (red)

Editor: Aksara Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x