Bajidoran, Seni Rakyat Jawa Barat

- 12 Januari 2020, 18:09 WIB
bajidoran
bajidoran

Aksarajabar.com, SENI - Bajidoran adalah bentuk kesenian rakyat yang tumbuh dan berkembang di kawasan pantai utara (Pantura) Jawa Barat, khususnya di daerah Subang dan Karawang. Menurut sejarahnya, Bajidoran lahir pada tahun 1990-an. Kesenian ini perpaduan dari dangdut, jaipongan dan ketuk tilu.

Daya tarik kesenian ini ada pada sosok sinden atau ronggeng yang digandrungi oleh para bajidor, istilah bagi orang yang gemar menari atau ngibing di pakalangan (arena pertunjukan), memesan lagu, serta memberi uang saweran. Oleh karena itu, keseniannya pun diberi nama Kliningan Bajidoran atau Bajidoran, sedangkan kata kerjanya menjadi ngabajidor.

Musik pengiringnya adalah seperangkat gamelan yang pada umumnya menggunakan laras salendro, sering dipentaskan oleh penyelenggara atau biasa disebut pamangku hajat, mengiringi pesta syukuran inisiasi (kelahiran bayi, khitanan, perkawinan), atau acara syukuran lainnya yang berkaitan dengan upacara-upacara ritual (hajat bumi, panen, menyambut datangnya hujan, bersih desa, dan lain-lain).

Sinden atau ronggeng yang terdiri dari berbagai usia mulai dari remaja sampai wanita paruh baya yang masih menekuni profesinya. Biasanya dalam sebuah acara bajidoran terdapat sebuah selendang yang di siapkan oleh droup jaipongan yang secara gentian dipakai oleh para bajidor ketika menari atau sebagai ajakan kepada bajidor lain untuk menari. Sementara para sinden duduk manis di atas panggung dengan satu atau dua orang yang yang ngawih. Sementara yang lain nya bergantian menari dan menerima uang saweran. Selain harus pandai menari sinden juga harus piawai dalam ngawih (menyanyikan lagu jaipongan) yang di minta oleh para bajidor. (red)

Sumber: budayajawa.id

Editor: Aksara Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x