Mengenal Sosok KH Dimyati Rois Mustasyar PBNU Kharismatik, Sang Orator Ulung yang Sederhana

- 10 Juni 2022, 21:25 WIB
Mustasyar PBNU KH Dimyati Rois
Mustasyar PBNU KH Dimyati Rois /Pikiran-Rakyat.com/
 

 
AKSARA JABAR - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Dimyati Rois atau yang dikenal dengan Abah Dim meninggal dunia tepat hari ini, Jumat 10 Juni 2022 di usia 77 tahun.

Dilansir dari laman resmi NU, Abah Dim yang dilahirkan di Brebes, Jawa Tengah, pada 5 Juni 1945 ini adalah pengasuh Pesantren Al-Fadlu wal Fadilah yang didirikan di Kampung Jagalan, Kutoharjo, Kaliwungu pada 1985.

Ia merupakan orator ulung yang mampu membius massa dan selalu memenuhi undangan dari masyarakat untuk memberi nasihat berupa ceramah agama.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mendidik Anak Remaja? Baca 12 Tips dari Guru Musik Amerika Serikat Berikut ini

Karena besar pengaruhnya, rumah kediamannya selalu jadi tempat singgah para tokoh nasional, seperti Matori Abdul Djalil, Ketua Umum pertama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Kiai Dimyati memiliki kepribadian yang sangat baik dan penuh kesederhanaan sebagai seorang kyai, baik dengan para pengikut, santri, maupun masyarakat yang lain.

Kesederhanaannya ditunjukkan dengan cara berpakaian yang sangat sederhana dan tidak akan makan apabila tidak benar-benar lapar.

Salah satu kelebihan adalah kepiawaiannya dalam kewirausahaan, walau yang tak banyak dimiliki oleh kiai lain, dan juga bisa melatih para santrinya untuk bisa berwirausaha, terutama dalam bidang pertanian dan perikanan.

Kiai Dimyati sejak kecil  sudah terlihat berbeda dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain karena dikenal pendiam, tetapi rajin, disiplin, dan ulet.

Dengan sikap rajinnya tersebut, beliau memulai pendidikannya dengan belajar di di SR (Sekolah Rakyat) dan mendapatkan sertifikat sebagai tanda kelulusan ketika ia menyelesaikan pendidikannya di SR.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Sabtu, 11 Juni 2022: ANTV, Indosiar, RCTI, SCTV, NET TV dan GTV untuk Menemani Weekend

Selesai dari pendidikan formal, Abah Dim melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren APIK, Kauman, Kaliwungu, Kendal yang kala itu diasuh oleh KH Ahmad Ru'yat sekitar tahun 1956, selama kurang lebih 14 sampai 15 tahun.

Setelah selesai belajar dari Pondok Pesantren APIK, ia melanjutkan pendidikannya dengan berguru kepada KH Mahrus Aly di Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, melanjutkan berguru pada Mbah Imam di Pondok Pesantren Sarang, Rembang, Jawa Tengah kurang lebih sekitar 5 tahun.

Akhirnya Kiai Dimyati kembali lagi ke Pondok Pesantren APIK, Kauman, Kaliwungu, Kendal, setelah selesai menuntut ilmu dari berbagai tempat dan diangkat menjadi Lurah Pondok oleh Pengasuh Pondok Pesantren APIK, yaitu KH Humaidullah Irfan yang merupakan kakak dari KH Ibadullah Irfan.
Baca Juga: One Piece Red Kapan Rilis? Terungkap Fakta Uta, Shank dan Luffy

Disanalah Abah Dim menggali lebih banyak ilmu seperti ilmu nahwu, shorof, ushul fiqh, kitabnya Imam Al-Ghazali dan lainnya.

Selain itu, Abah Dim juga dikenal sebagai sosok kiai yang memiliki banyak ilmu hikmah atau ilmu kesaktian yang mampu menambah kewibawaannya di mata masyarakat.

Saat Muktamar NU di Jombang, Kiai Dimyati terpilih menjadi salah satu ulama yang tergabung dalam 9 ulama se-Indonesia tim Ahlul Hal Wal Aqdi (AHWA).
Baca Juga: Live Streaming RCTI Plus Ikatan Cinta Malam Ini di Jadwal Acara RCTI Jumat 10 Juni 2022

Sepak terjang Abah Dim di NU pun tidak perlu diragukan lagi karena pernah menduduki kepengurusan dari mulai tingkat PCNU Kendal, PWNU Jawa Tengah, hingga PBNU juga pernah menjadi pengurus Tanfidziyah, Syuriyah, hingga Mustasyar PBNU.

Di dunia politik, Kiai Dimyati pernah menjadi pengurus DPW PPP Jawa Tengah, DPP PKB dan DPP Partai Kejayaan Demokrasi (PKD).

Saat masa Orde Baru, beliau juga ditunjuk untuk menjadi anggota MPR RI melalui jalur Utusan Golongan oleh PPP (Partai Persatuan Pembangunan).

Masuk dalam jajaran pengurus PBNU yang ikut mendeklarasikan lahirnya PKB, Kiai Dimyati bersama berbagai tokoh PKB seperti KH Cholil Bisri, KH Mustofa Bisri, KH Abdurrahman Wahid, KH Munasir Ali, KH Muchit Muzadi, KH Ma'ruf Amin, KH Ilyas Ruhiyat dan ulama lainnya pun menjadi Deklarator PKB.

Setelah vakum dalam dunia politik selama beberapa tahun, Abah Dim kembali ditunjuk oleh Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi pengurus Dewan Syura DPP PKB yang pada akhirnya posisi Ketua Dewan Syuro DPP PKB sempat kosong sepeninggal KH Aziz Manshur.

Tak lama kemudian, Muhaimin Iskandar memohon agar Abah Dim mau menggantikan KH Aziz Manshur menjadi Ketua Dewan Syura DPP PKB , kemudian disanggupinya.***

Editor: Iing Irwansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x