Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 Bukti Nyata Jiwa Patriotisme Anak Bangsa Indonesia

- 1 Maret 2021, 19:27 WIB
Peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949
Peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949 /Bambang Hermawan/Aksara Jabar/

AKSARA JABAR - Bangsa Indonesia menjadikan tanggal 1 Maret sebagai monumen bersejarah pasca peristiiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di dalam kalendernya.

Sebuah peristiwa heroik atau kejadian besar yang lebih dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret 1949 tersebut menjadi bukti nyata adanya jiwa patriot di kalangan anak bangsa.

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, bermula lantaran Agresi Militer II Belanda di Yogyakarta pada 19 Desember 1948, yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia.

Baca Juga: Selain Nurdin Abdullah, Sekdis PUPR Edy Rahmat dan Direktur PT Agung Perdana Agung Sucipto Sebagai Tersangka

Serangan menyasar Istana Kepresidenan, markas l Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Bandara Maguwo.

Selain agresi militer, Belanda juga memperkeruh suasana dengan menyebar propaganda ke dunia luar dan menyebut Indonesia telah tiada yang mengakibatkan terjadinya peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

Setelah pendudukan Belanda atas Yogyakarta, para pemimpin Indonesia diberangkatkan ke pengasingan.

Baca Juga: 4 Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan Pria, Ternyata Bisa Meningkatkan Kesuburan

Soekarno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim diasingkan ke Brastagi, sedangkan Moh. Hatta, Mr Roem, Mr Ali Sastroamidjojo dan Mr Assaat diasingkan ke Bangka. Pada akhirnya, mereka semua disatukan di Bangka.

Belanda yang sempat menganggap Yogyakarta vakum karena tidak mendapati perlawanan pada siang hari pun lengah di malam hari.

Kesempatan tersebut kemudian digunakan tentara Republik menyerang pos-pos patroli Belanda.

Baca Juga: 4 Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan Pria, Ternyata Bisa Meningkatkan Kesuburan

Setelah perencanaan yang matang, pada tanggal 1 Maret 1949 serangan serentak secara besar-besaran dilakukan pada pagi hari.

Serangan dilakukan TNI yang dipimpin Letkol Soeharto, Ventje Sumual, Mayor Sardjono, serta Mayor Kusno.

Serangan umum 1 Maret merupakan bentuk perlawanan untuk mengatakan dan menegaskan kepada Belanda jika Indonesia masih ada.

Serangan cukup berhasil meski Indonesia hanya bertahan selama enam jam menduduki Yogyakarta.

Baca Juga: Mengenal Tiga Jenis Air untuk Kebutuhan Manusia Sebelum Memperingati Hari Air Sedunia 22 Maret Nanti

Dalam waktu enam jam tersebut, Belanda berhasil dipukul mundur hingga akhirnya masyarakat Indonesia kembali mengambil alih kota Yogyakarta.

Peristiwa tersebut diabadikan dalam monumen Serangan Umum 1 Maret yang terletak di pusat Kota Yogyakarta yaitu di kompleks Jalan Malioboro dan dekat dengan Museum Benteng Vredeburg, seperti dikutip dari laman kemdikbud.go.id.***

Editor: Iing Irwansyah

Sumber: kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x