Edy Mulyadi Diduga Menghina Kalimantan, Berikut Sejarah Singkat Kalimantan Timur Calon Ibukota Negara

25 Januari 2022, 10:20 WIB
Edy Mulyadi Diduga Menghina Kalimantan, Berikut Sejarah Singkat Ibukota Negara di Kalimantan Timur. /YouTube.com/ @mimbar tube/

AKSARA JABAR - Edy Mulyadi diduga menghina Kalimantan dengan menyebut pulau yang memiliki nama lain Borneo tersebut sebagai tempat jin buang anak.

Sosok Edy Mulyadi tengah menjadi perbincangan warganet karena salah satu ucapannya yang menyebut tempat jin buang anak diduga menghina Kalimantan.

Ucapan Edy Mulyadi yang diduga menghina Kalimantan disampaikan di hadapan awak media saat melakukan jumpa pers.

Baca Juga: Cara Membuat Video Intro Bumper YouTube Secara Cepat dan Gampang Tanpa Template dengan Invideo Login

Tak ayal, ucapan Edy Mulyadi yang diduga menghina Kalimantan tersebut mendapat berbagai respons dari warganet.

Banyak dari mereka, khususnya orang Kalimantan yang merasa tersinggung dengan ucapan Edy Mulyadi yang diduga menghina Kalimantan.

Namun tak sedikit pula warganet yang membenarkan ucapan Edy Mulyadi karena menganggapnya sebagai perumpamaan untuk tempat yang belum terjamah.

Baca Juga: Jadwal ANTV Hari Ini Selasa 25 Januari 2022: Ada Balika Vadhu, Menolak Talak dan Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Diketahui, ucapan Edy Mulyadi yang diduga menghina Kalimantan berkaitan dengan rencana pemerintah memindahkan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Edy Mulyadi yang disinyalir merupakan kader PKS menjadi salah satu orang yang menolak rencana pemerintah untuk memindahkan ibukota ke Kalimantan Timur.

Pemerintah Indonesia memang telah menetapkan Kalimantan Timur, khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai ibukota baru Indonesia.

Baca Juga: Sinopsis Gopi ANTV 25 Januari 2022 Episode 314: Lacak ATM, Gopi Berhasil Temukan Keberadaan Ahem

Lantas, bagaimana sejarah wilayah Kalimantan Timur hingga akhirnya menjadi kandidat kuat ibukota baru Indonesia?

Berikut penjelasan singkat terkait sejarah Kalimantan Timur yang dikutip dari laman kaltimprov.go.id:

Sebelum kedatangan Belanda terdapat beberapa kerajaan yang berada di Kalimantan Timur, di antaranya Kerajaan Kutai (beragama Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Bulungan.

Baca Juga: Jadwal GTV Hari Ini Selasa 25 Januari 2022: Tonton IPA & IPS, Anak Jalanan A New Beginning dan Snatched

Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri sekitar abad ke-5 Masehi, dibuktikan dengan penemuan tujuh batu tertulis yang menjadi dasar bagi peneliti bahwa kerajaan tertua adalah kerajaan Mulawarman di Muara Kaman Kaltim.

Dalam prasasti tersebut ditulis nama Maharaja Mulawarman Maladewa dan para sejarawan menyebutnya sebagai kerajaan Mulawarman.

Sejak 13 Agustus 1787, Sultan Tahmidullah II dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur menjadi milik perusahaan VOC Belanda.

Baca Juga: Jadwal MNCTV Selasa 25 Januari 2022: Saksikan Upin & Ipin, Kuraih Bintang Hingga Cinta Anak Soleh

Sementara Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa menjadi daerah protektorat VOC Belanda.

Kemudian pada tahun 1846 Belanda mulai menempatkan asisten residen di Samarinda untuk wilayah Borneo Timur yang kini menjadi Provinsi Kalimantan Timur.

Belanda menguasai Kalimantan Timur hingga takluk pada Jepang pada tahun 1941.

Baca Juga: Jadwal NET TV Hari Ini Selasa 25 Januari 2022: Saksikan Detective Conan, Dream High Hingga Birth Of A Beauty

Kemudian pada masa penjajahan Jepang, Kaltim termasuk daerah yang pertama di antara kepulauan Indonesia yang diduduki tentara Jepang. 

Provinsi Kalimantan Timur selain sebagai kesatuan administrasi, juga sebagai kesatuan ekologis dan historis. 

Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan gubernurnya yang pertama adalah APT Pranoto.

Baca Juga: Jadwal RCTI Selasa 25 Januari 2022: Jangan Lewatkan Ikatan Cinta, Amanah Wali Hingga Dunia Terbalik

Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi Kalimantan.

Sesuai dengan aspirasi rakyat, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.

Daerah-daerah Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta RCTI Hari Ini 25 Januari 2022: Aldebaran Jebak Iqbal, Jesica Jadi Pemancing

Lembaran Negara No.72 Tahun 1959 terdiri atas :

Pembentukan 2 kotamadya, yaitu:

1. Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda sebagai ibukotanya dan sekaligus sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.

2. Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.

Baca Juga: Live Streaming Gopi ANTV Selasa 25 Januari 2022 Episode 314, Gopi Dapat Petunjuk Keberadaan Ahem

Pembentukan 4 kabupaten, yaitu:

1. Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong

2. Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.

3. Kabupaten Berau, dengan ibukotanya Tanjung Redeb.

4. Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.

Baca Juga: Sinopsis Gopi ANTV Hari Ini Selasa 25 Januari 2022, Gopi Mengetahui Keberadaan Ahem

Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1981, maka dibentuk Kota Administratif Bontang di wilayah Kabupaten Kutai dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1989, maka dibentuk pula Kota Madya Tarakan di wilayah Kabupaten Bulungan.

Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI Hari Ini: Catat Jam Tayang Ikatan Cinta 25 Januari 2022

Dalam Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 kota dan 4 kabupaten, yaitu:

1. Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar

2. Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta

3. Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau

Baca Juga: Kesedihan Gopi Ditinggal Ahem, Sinopsis Gopi ANTV Episode 314 Selasa 25 Januari 2022

4. Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan

5. Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kotamadya)

Itulah polemik Edy Mulyadi yang diduga menghina Kalimantan dan sejarah singkat terbentuknya Provinsi Kalimantan Timur.***

Editor: Bambang Hermawan

Tags

Terkini

Terpopuler