AKSARA JABAR - Diduga keracunan Sate Jebred atau dikenal dengan sate kulit, puluhan orang di Garut Jawa Barat menjadi korbannya. Beberapa orang diantaranya berasal dari luar kota, yaitu Tasikmalaya.
Korban keracunan makanan tersebut sebanyak 53 orang. Berlokasi di Kecamatan Cilawu, dengan rincian jumlah korban sebanyak 41 orang warga Cilawu, 11 orang dirawat, 28 orang menjalani rawat jalan dan 2 orang dikabarkan meninggal dunia.
Berdasarkan laporan terbaru, terdapat warga luar daerah yakni dari Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, tercatat di Puskesmas Cilawu sebanyak 11 orang, dengan rincian 1 orang dirawat, 9 orang rawat jalan, dan 1 orang meninggal dunia.
Baca Juga: 214 Warga Subang Keracunan Makanan, 14 Orang Dirawat Inap, Dinkes Duga Ada Infeksi Bakteri
"Masih muda ya orang yang meninggal ini, tidak ada keluhan penyakit apa-apa, cuma ya itu terasa seperti mual, muntah, dia pusing, lemas, dan dibawa ke sebuah rumah sakit, dan itu meninggal di sana," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Kabupaten Garut Asep Surachman, Kamis 12 Oktober 2023, dikutip dari Antara.
Sebagai langkah tanggap, pihak Dinkes Kabupaten Garut Asep mengatakan, pihaknya kini melakukan skrining masyarakat di Kecamatan Cilawu untuk mendeteksi dini apakah keracunan sate jebred atau tidak.
Menurutnya, jika menunjukkan gejala sakit dan ada riwayat mengonsumsi sate tersebut maka secepatnya dilakukan penangan medis.
Baca Juga: Anggota DPRD Subang Fraksi PDI P Eni Garyani Serap Aspirasi Warga Soklat
"Benar-benar dia punya riwayat makanan tertentu, yang diduga menyebabkan keracunan, itu kita masukkan ke laporan baru, penambahan kasus," ungkapnya.
Asep juga memberikan himbauan kepada masyarakat apabila mengeluhkan sakit dan menunjukkan gejala keracunan seperti mual, pusing, dan muntah-muntah segera datang ke tempat fasilitas pelayanan kesehatan.
"Dugaan keracunan makanan, kita masukkan, kalau dia enggak punya riwayat makan apa-apa, dengan yang diduga selama ini, makanan itu, kita keluarkan (bukan korban keracunan)," katanya.
Selain itu pihak Di kes Kab. Garut juga melakukan uji laboratorium, dan tu tidak hanya dilakukan oleh Dinkes Garut, tapi juga oleh Kepolisian Resor Garut yang melakukan pengujian ke Pusat Laboratorium Mabes Polri.
"Mana yang lebih cepat, itu yang akan salah satu indikasi dari mana-mananya, penyebabnya," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah warga dari Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut maupun luar daerah dari Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya mengeluhkan sakit mual, pusing dan muntah-muntah, sehingga harus mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Cilawu.
Terkait hasil laboratorium pemeriksaan sampel makanan dan muntahan dalam kasus keracunan makanan itu belum dapat diketahui, prosesnya membutuhkan waktu cukup lama yakni paling cepat sepekan.***