Segudang Potensi Wisata Alam di Cianjur, yang Paling Dikenal tetap Wisata Kawin Kontrak

15 Juni 2021, 10:00 WIB
Empat destinasi wisata yang ada di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Ada Gunung Padang hingga Air Terjun Curug Cikondang.* /cianjurkab.go.id/

AKSARAJABAR- Pemkab Cianjur didorong untuk serius melarang kawin kontrak. Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Cianjur buka suara berkaitan persoalan tersebut.

Ketua BPPD Kabupaten Cianjur Hadi Sutrisno mengatakan Cianjur memiliki segudang destinasi wisata yang menjual, mulai dari wisata alam, air, pantai, hingga buatan.

Menurutnya, Pemkab harus fokus agar potensi tersebut lebih disorot dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan asing, dibandingkan dengan kawin kontrak.

Baca Juga: Anji Terjerat Narkoba, Indonesia Narcotic Watch Angkat Bicara

"Karena belum adanya strategi wisata yang jelas, akibatnya Cianjur terkenal tapi di sisi negatif, sebagai destinasi wisata seks. Salah satunya kawin kontrak. Menurut pribadi saya pun tidak lain merupakan prostitusi terselubung," ujar Hadi, Senin 14 Juni 202.

Belum adanya strategi pemasaran pariwisata yang tepat, membuat sisi negatif seperti kawin kontrak yang lebih dominan muncul dan dikenal di lingkungan wisatawan terutama wisatawan asing asal Timur Tengah.

"Ini tidak secara langsung membuat Cianjur dikenal sebagai destinasi wisata seks. Padahal kita ini Tatar Santri dengan segudang potensi wisata alam," kata Hadi.

Baca Juga: Jadwal Bola Euro 2020 Malam Ini : Laga Skotlandia vs Ceko dan Polandia vs Slovakia

Sebab itu, Hadi mendesak Pemkab Cianjur agar tegas soal aturan larangan kawin kontrak. "Saya mendukung aturan tersebut, segerakan dan seriuskan.

Supaya yang muncul nantinya wisatawan ke Cianjur itu memang untuk berwisata ke destinasi yang ada, bukan ke arah negatif," ucapnya.

Ia mendorong agar Pemkab segera menyiapkan strategi pariwisata yang jelas untuk menarik wisatawan datang ke Cianjur. "Silakan konsep yang sebaik mungkin.

Baca Juga: Ruben Onsu Akui Lebih Senang Lihat Sarwendah Berpakaian Sederhana

Segala sesuatu itu bisa dijadikan wisata. Untuk pertanian pun bisa, sebagai wisata edukasi. Harus disiapkan dari sekarang, agar sejalan dengan aturan.

Sehingga konotasi wisata seks bisa hilang dengan wisata asli yang ditawarkan," tukas Hadi.***

 

Editor: Igun Gunawan

Tags

Terkini

Terpopuler