Bacaan Niat Puasa Senin-Kamis Arab, Latin dan Terjemahan, Ini Keutamaan dan Doa yang Dianjurkan Ulama

5 Juni 2022, 23:14 WIB
Bacaan Niat Puasa Senin-Kamis Arab, Latin dan Terjemahan, Ini Keutamaan dan Doa yang Dianjurkan Ulama /Pixabay

AKSARA JABAR – Berikut bacaan niat puasa Puasa Senin-Kamis Arab Latin dan Artinya. Mengerjakan puasa sunnah pada hari Senin dan Kamis apabila dikerjakan maka Allah SWT akan mencatat amal shaleh tersebut dan ganjaran pun akan  diberikan bagi mereka yang melaksanakan.

Niat puasa Senin Kamis, harus diucapkan tatkala seorang muslim akan menunaikan ibada sunnah ini. Tentu, harus ditutup dengan doa buka puasa setelah adzan maghrib berkumandang.

Niat puasa beserta doa buka puasa Senin Kamis, merupakan satu kesatuan yang utuh, karena saling melengkapi dalam mengetuk hati ilahi untuk memberikan keridoanNya kepada umat yang menjalankan.

Baca Juga: Niat Puasa Senin Kamis Berikut Keutamaan, Rasul Lahir dan Wafat di Hari Senin

Lalu kapan niat puasa Senin-Kamis ini dilafalkan oleh umat muslim yang hendak berpuasa? Dan bagaimana Islam mengajarkan Doa buka puasa Senin Kamis yang baik dan benar? Berikut penjelasannya.

Waktu pembacaan niat puasa Senin-Kamis dilakukan pada malam hari, yaitu sejak terbenamnya matahari hingga fajar. Lafal puasa sunah Senin dan Kamis sebagai berikut:

Lafaz niat puasa pada hari Senin:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah ta'ala.

Sementara lafaz niat puasa pada hari Kamis:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil khamîsi lillâhi ta'ala.

Artinya, "Aku berniat puasa sunah hari Kamis karena Allah ta'ala."

Adapun durasi puasa Senin-Kamis tidak berbeda dengan puasa Ramadhan, yaitu dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Selama durasi tersebut, sudah sepatutnya umat muslim menahan dahaga dan segala perihal yang dapat membatalkan puasa.

Waktu pelaksanaan puasa Senin-Kamis pun bisa kapan saja, kecuali pada hari-hari diharamkan puasa.

Hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa di antaranya; hari raya Idul Fitri (1 Syawal), hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah), hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah), separuh terakhir dari bulan Sya'ban, dan hari yang diragukan (30 Sya'ban, saat orang telah membicarakan rukyatul hilal atau ada kesaksian orang melihat hilal yang tidak bisa diterima, seperti kesaksian seorang anak kecil).

Sebagai catatan tambahan, untuk umat islam yang terbiasa menjalankan ibadah puasa Senin-Kamis, dan kebetulan memasuki separuh terakhir dari bulan Sya'ban, maka tidak ada larangan untuk melanjutkan puasanya.

Hal ini berdasarkan hadits Nabi yang artinya:

"Janganlah seseorang di antara engkau semua itu mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali kalau seseorang itu sudah biasa berpuasa tepat pada hari puasanya, maka hendaklah ia berpuasa pada hari itu." (Muttafaq 'alaih).

Keutamaan Puasa Senin-Kamis

Puasa Senin-Kamis memiliki keutamaan yang Agung, karena Nabi Muhammad SAW selalu melakukan ibadah ini.

Hal ini telah disebutkan dalam hadits dari Siti ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha yang artinya:

“Nabi Muhammad selalu menjaga puasa Senin dan Kamis” (HR Tirmidzi dan Ahmad).

Keutamaan lain dari puasa Senin-Kamis yaitu bersamaan dengan hari dicatatnya amalan manusia. Tentu apabila kita sedang berpuasa akan memiliki keutamaan tersendiri jika amal kita diserahkan saat itu juga.

Hari Senin dan Kamis juga merupakan hari dibukanya pintu surga, di mana semua dosa manusia yang tidak menyekutukan Allah SWT, akan diampuni.

Selain itu juga Rasulullah SAW lahir dan wafat di hari Senin, peristiwa ini diterangkan dalam sebuah hadits riwayat Muslim yang artinya:

“Nabi ditanya soal puasa pada hari Senin, beliau menjawab, ‘Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”.***

Doa buka puasa Senin Kamis

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

“Allahumma laka sumtu wa bika aamantu wa ’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin”

Artinya: “Ya Allah karenaMu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, wahai Allah Tuhan Maha Pengasih.”

Adapun Doa berbuka puasa dari hadits Ibnu Umar RA yaitu

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

“Dzahaba-zh Zama'u, Wabtalati-l ‘Uruuqu waTsabatal Ajru, Insyaa Allah.”

Artinya: “Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah.”

Dua doa di atas dapat dilaksanakan umat muslim ketika hendak buka puasa, bukan hanya bulan Ramadhan, melainkan juga puasa Senin Kamis, walau diantara keduanya terdapat redaksi doa yang berbeda. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan pendapat ulama atau derajat haditsnya

Kendati demikian, saat berbuka puasa, setiap umat muslim dianjurkan memanjatkan doa semaksimal mungkin.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya;

“Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap Muslim apabila dia memanjatkan doa maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazzar).***

 

Editor: Iing Irwansyah

Tags

Terkini

Terpopuler