Sejarah Singkat Sisingaan Kabupaten Subang, Simbol Perjuangan Saat Melawan Penjajah Inggris

29 Oktober 2022, 12:09 WIB
Ilustrasi Kesenian Kuda Sisingaan Kabupaten Subang, Jawa Barat. /Dok. Subang/

AKSARA JABAR – Ternyata Sisingaan yang merupakan salahsatu icon kesenian di Kabupaten Subang memiliki simbol yang mendalam. Tentang sebuah perjuangan masyarakat Kabupaten Subang terhadap penguasa atau penjajah dari ketertindasan saat itu pada masa Kerajaan Inggris.

Laman resmi Pemerintah Kabupaten Subang, memuat sebuah artikel tentang sejarah singkat Sisingaan.

Kesenian Sisingaan merupakan sebuah bentuk kreatifitas budaya masyarakat kabupaten Subang, yang mendukung dalam keaktifan masyarakatnya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Hotel Hitz dan Nyaman di Kabupaten Subang, Cocok untuk Staycation

Baca Juga: 7 Rekomendasi Destinasi Wisata Curug yang Ada di Kabupaten Subang, Nomor 1 Paling Tinggi

Baca Juga: Penyebab Alami Asam Urat di Usia Lansia, Simak Resep Ampuh untuk Mengatasinya

Kreatifitas tersebut muncul dimasyarakat tidak lepas dari perubahan secara alamiah dengan sendirinya, seiring perubahan zaman.

Menurut perajin patung singa, Abah Salim, awal mula keberadaan kesenian Sisingaan di Kabupaten Subang berawal dari kegiatan ritual masyarakat yang akan menyunat anak laki-laki dengan cara dihibur terlebih dahulu, diarak keliling kampung menggunakan kursi yang dihias atau disebut jampana.

Jampana diusung oleh empat orang dewasa, sedangkan calon pengantin sunat duduk diatas kursi yang telah dihias (jampana), musik pengiring dalam arak-arakan tersebut menggunakan alat musik seadanya seperti, dog-dog, kendang, kempul, kecrek,  dengan pola tabuh penca silat, dan improvisasi bersipat spontan (tidak terencana).

Baca Juga: Resep Ramuan Alami Obat Penurun Gula Darah dr Zaidul Akbar Terbukti Manjur Dapat Atasi Kolestrol

Baca Juga: MP3 Juice Download Lagu YouTube, TikTok, dan Instagram Tanpa Aplikasi Praktis dan Gratis

Baca Juga: Resep Obat Batuk Bahan alami Gampang Dibuat, Khasiat Jitu

Gerak tari pengusung jampana tersebut belum ada gerak baku, masih bersipat helaran atau berjalan secara biasa, kostum yang digunakan seadanya.

Seiring perkembangan waktu, pergeseran fungsi dan bentuk kreatifitas masyarakat terhadap jampana mengalami perubahan pada bentuk patung.

Patung tersebut berbentuk singa bongsang, yaitu patung singa yang terbuat dari rangkaian bambu (Carangka ) yang dibungkus karung goni, kepala dan kakinya terbuat dari kayu randu, rambutnya terbuat dari tali rapia, matanya tebuat dari tutup botol minuman, diusung oleh empat orang pengusung.

Kursi yang dihias atau Jampana mengalami perubahan dari fungsi, struktur pertunjukan bahkan kostum yang digunakan.

Dilihat dari fungsinya, kesenian sisingaan sebagai kesenian helaran dan berkembang di masyarakat dalam bentuk sajian hiburan diarena panggung, sedangkan pada masa sekarang kesenian Sisingaan bukan hanya berfungsi sebagai hiburan dalam acara hajatan khitanan saja, tetapi sering dipentaskan dalam acara-acara khusus.

Patung singa melambangkan l penguasa kaum penguasa, yaitu lambang Negara Kerajaan Inggris, anak sunat yang menunggang patung singa melambangkan generasi penerus bangsa, payung simbol pelindung generasi penerus bangsa, pengusung melambangkan masyarakat pribumi  yang tertindas.

Perubahan dan perkembangan Kesenian sisingaan ini menjadi identitas produk budaya masyarakat Kabupaten Subang, sekaligus menjadi ikon Kabupaten Subang.***

Editor: Igun Gunawan

Sumber: SUBANG

Tags

Terkini

Terpopuler