Network
AKSARAJABAR – Suasana hangat Hari Raya Idul Adha kerap disertai aroma sedap dari dapur-dapur rumah tangga yang menyulap daging kurban menjadi beragam hidangan menggoda. Sate, gulai, hingga tongseng kambing menjadi menu wajib yang tak hanya memuaskan lidah, tapi juga mempererat tali silaturahmi. Namun di balik kenikmatan itu, ada satu hal yang tak boleh luput dari perhatian: kesehatan.
Daging kambing bukanlah musuh bagi tubuh. Justru, dalam porsi yang tepat, ia merupakan sumber protein hewani yang sangat bermanfaat. Kandungan seperti zat besi, zinc, dan vitamin B12 dalam daging kambing berperan penting dalam menjaga energi, memperkuat sistem imun, dan mendukung fungsi otak. Tapi seperti halnya makanan lain, konsumsi berlebihan bisa mengubah manfaat menjadi mudarat.
Kenapa Perlu Waspada?
Menurut para ahli gizi, mengonsumsi daging kambing secara berlebihan bisa memicu sejumlah kondisi medis yang tak bisa dianggap remeh. Berikut beberapa dampaknya:
Kolesterol Melonjak Diam-Diam
Daging kambing mengandung lemak jenuh. Jika disantap terlalu banyak—terlebih dengan metode pengolahan seperti digoreng atau dibakar—risiko peningkatan kolesterol LDL dalam darah makin tinggi. Ini bisa membuka jalan bagi penyakit jantung dan stroke.
Tekanan Darah Naik, Jantung Jadi Taruhan
Meskipun daging kambing tak secara langsung menyebabkan hipertensi, kombinasi lemak dan garam dalam sajian khas Idul Adha bisa memperburuk tekanan darah. Bagi penderita hipertensi atau penyakit jantung, ini bisa menjadi bahaya tersembunyi.
Perut Tak Nyaman, Pencernaan Bisa Kewalahan
Daging merah lebih sulit dicerna dibandingkan dengan daging ayam atau ikan. Jika disantap dalam jumlah banyak, apalagi tanpa disertai sayuran, sistem pencernaan kita bisa ‘mogok kerja’. Kembung, sembelit, hingga gangguan lambung pun bisa muncul.
