AKSARA JABAR - Film Gowok: Kamasutra Jawa belakangan menjadi perbincangan hangat, bukan hanya karena tema kebudayaan sensual khas Jawa yang diangkat secara berani dan puitis, tetapi juga karena fakta mengagetkan di balik layar: tokoh Liyan, karakter yang memikat dan penuh lapisan makna, ternyata diperankan oleh seorang transpuan bernama asli Aldy Bisl.
Bagi para penonton yang tidak membaca kredit film secara detail, mungkin sulit membayangkan bahwa sosok Liyan—dengan gerak tubuh yang halus, bahasa tubuh yang menawan, dan emosi yang mengalir dengan liris—diperankan oleh aktor transpuan yang belum banyak dikenal publik.
Aldy Bisl, yang sebelumnya aktif di teater alternatif dan komunitas seni independen, menjadikan peran ini sebagai debut layar lebarnya. Dan sungguh, penampilannya mengejutkan banyak orang.
Baca Juga:
- Jejak Air, Jejak Aksara: Narasi Awal Komunitas Sastra Kuluwung
- Macam-macam Minuman Tradisional Ritual Stamina dalam Film Gowok: Kamasutra Jawa
Liyan adalah Yang Lain
Peran Liyan sendiri dalam Gowok: Kamasutra Jawa bukanlah tokoh tempelan. Ia adalah simbol dari "yang lain", sebuah cermin tentang keberagaman tubuh, hasrat, dan keberadaan yang selama ini ditekan dalam konstruksi budaya dominan.
Karakter ini hadir dengan kompleksitas: sensual namun spiritual, terluka namun bijak, asing namun familiar. Tokoh tersebut juga memecah suasana romansa dengan komedi, meski porsinya sedikit tapi cukup menjadi spektakel yang diingat. Dan siapa sangka, Aldy Bisl mampu menghidupkannya dengan sangat jujur.
Dalam sebuah wawancara singkat di sela pemutaran film di International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025, sang sutradara menyebut pemilihan Aldy bukan semata karena keberaniannya tampil, tapi karena kemampuan aktingnya yang mumpuni dan kejujuran batin yang terpancar saat membawakan tokoh Liyan.