Jokowi Minta Percepatan Pembangunan Desa, Salah Satunya Program Dedi Dewi

- 24 Agustus 2020, 23:24 WIB
1598286089486
1598286089486

JAKARTA,- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan masa pandemi Covid-19 harus menjadi momentum transformasi digital. Masa pandemi maupun next pandemic mengubah secara struktural cara kerja, cara beraktivitas, cara berkonsumsi, cara belajar, cara bertransaksi yang sebelumnya offline dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke online dan digital.

"Perubahan ini, harus segera diantisipasi dan disiapkan," kata Jokowi di Jakarta (24/8/2020).

Prioritas Pembangunan, lanjut dia, di Perdesaan Sesuai amanat UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, pembangunan perdesaan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa.

Pasalnya, kemandirian dan berkelanjutan desa yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan dengan berbagai upaya mengurangi kesenjangan antara desa dan kota.

Lebih jauh, Jokowi menyebut, hal tersebut dapat dilakukan dengan mempercepat pembangunan desa-desa mandiri serta membangun keterkaitan ekonomi lokal, antara desa dan kota melalui pembangunan kawasan perdesaan.

"Menurut Penggerak desa digital yang juga mantan staf Kantor presiden periode 2015-2019 Ariani Djalal, menghadap kepada Sekjend KOMINFO Rosarita Niken Widiastuti memaparkan pengalaman selama membangun Desa Digital Subang yang direncanakan akan menjadi desa percontohan nasional," jelasnya.

Dia menyebut, pendekatan kebijakan lintas kementerian dan lembaga, Pemerintahan Desa, Pemerintahan Kabupaten dan peranan swasta guna menumbuhkan ekosistem dalam Program Desa Digital yang mampu menghidupkan ekosistem ekonomi digital di desa.

Gagasan tersebut diterima oleh Sekjend Kominfo, Niken bahwa gagasan-gagasan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan bidang telekomunikasi khususnya di perdesaan.

"Ibu Niken sebagai mantan Direktur Utama Radio Republik Indonesia dan juga seorang jurnalis sangat memahami kondisi desa, beliau sangat mendukung sinergi program-program lintas K/L," ungkap Jokowi.

Sementara itu, Staf Kepresidenan, Ariani Djalal memaparkan gagasan lomba aplikasi hackathon desa yang sesuai dengan kultur perdesaan. Dia menilai dari berbagai macam aplikasi yang saat ini ada belum ada jenis aplikasi yang memahami kultur perdesaan, budaya gotong royong dan dalam skala antar desa dan maksimal dalam Kawasan tertentu.

Tak hanya itu, dia juga menyoroti adanya potensi 1,8 juta usaha mikro, kecil, koperasi, Bumdes berpotensi menjadi usaha menengah yang berdampak pada Produk Domestik Bruto.

"Selain bisa dimanfaatkan sebagai sarana Pendidikan, ekonomi sarana jaringan infrastruktur telekomunikasi desa juga dapat dimanfaatkan oleh Bumdes, Bumades sebagai bentuk usaha yang dapat menambah pendapatan desa," ucap Ariani.

Menurutnya, dipredikisi jika role model pembangunan desa digital jika diaplikasikan di 50 desa dalam 416 kabupaten akan menghasilkan pendapatan 4,8 trilyun kembali ke desa. Perkiraan pendapatan desa ini sudah di bahas Bersama Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (Red)

Editor: Aksara Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah