Potensi Golkar Pecah Tinggi apabila Munas Dipaksakan Aklamasi

- 15 November 2019, 10:01 WIB
IMG-20191115-WA0001
IMG-20191115-WA0001

AKSARAJABAR.COM, JAKARTA -- Partai Golkar tengah melaksanakan Rapimnas di Hotel Ritz Carlton Jakarta pada 14-15 November 2019. Kegiatan dihadiri oleh pengurus DPP Partai Golkar, Ketua DPD 1, dan Ormas beserta sayap partai yang mendirikan dan didirikan partai.

Pada kesempatan ini, Rapimnas seluruh ketua DPD 1 menyatakan dukungan kepada Airlangga Hartarto untuk kembali memimpin Golkar untuk 5 tahun ke depan.

"Penyampaian dukungan kepada Airlangga Hartarto pada forum Rapimnas oleh para ketua DPD 1 dan pemilik suara memang sudah dapat di tebak " ujar Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Kebijakan Publik, Firman Mulyadi saat dikonfirmasi.

Firman menambahkan, skema ini pernah di lakukan pada saat menjelang Munas ketika ARB terpilih secara aklamasi pada Munas Bali 2014-2019, ketika itu para ketua DPD 1 dan pemilik suara lainnya menyampaikan dukungan nya di forum Rapimnas. Sehingga pada Munas hanya penegasan dukungan para ketua DPD 1 yang membawa seluruh ketua DPD II menyatakan dukungan pada forum terbuka sehingga ketika itu ARB terpilih secara Aklamasi pada Munas Bali 2014-2019.

Pihak-pihak yang merasa tidak puas kemudian melaksanakan Munas tandingan yang di motori oleh Agung Laksono, Priyo Budi Santoso dan Agus Gumiwang Kartasasmita yang bertempat di Ancol yang menghasilkan Agung Laksono sebagai Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol sedangkan ARB Ketua Umum Golkar versi Munas Bali.

Firman memprediksi apabila aklamasi dipaksakan, maka sejarah Golkar Pecah dapat terulang-ulang. Saat itu juga ada kandidat lain selain dari Pak Ical, namun Pak Ical terpilih secara aklamasi kemudian pihak yang tidak puas membuat munas tandingan yang di nilai lebih demokratis.

"Saya khawatir calon-calon lain seperti Pak Bamsoet, Ridwan Hisyam, Pak Indra Bambang Utoyo, Pak Ali Yahya, Ibu Linda dan Ibu Ulla yang sempat mendeklarasikan sebagai Caketum Golkar merasa tidak puas dan akan membuat Munas tandingan yang dinilai lebih demokratis layaknya Munas Ancol dulu di 2014," tandasnya.

Editor: Aksara Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah