Dari ketiga gurunya, Ki Manteb Sudarsono memilih untuk lebih mendalami seni sabet wayang, atau seni menggerakkan wayang saat pagelaran.
Maka tidak heran di setiap pertunjukan wayang yang diadakan oleh Ki Manteb Sudarsono, beliau sangat apik dalam menggerakkan wayang pada adegan bertarung, menari, sedih, terkejut, dan sebagainya.
Ki Manteb Sudarsono mulai dikenal oleh khalayak ramai sejak dirinya menggelar pagelaran Banjaran Bima di Jakarta tahun 1987. Saat itu Soedarko Prawiroyudo yang merupakan promotor pergelarannya.
Sebuah rekor MURI pun pernah beliau dapatkan dengan pengadaan pentas wayang kulit terlama. Ki Manteb Sudarsono mendalang selama 24 jam tanpa istirahat dengan bawakan lakon Baratayuda. Pertunjukan ini digelar di RRI Semarang pada tanggal 4 – 5 September 2004.
Presiden Indonesia, Joko Widodo pun pernah mengundang Ki Manteb Sudarsono ke Istana Merdeka Jakarta. Saat itu Jokowi mengadakan pagelaran wayang kulit dalam rangka menyambut HUT RI ke-74 pada 3 Agustus 2019.
Baca Juga: Peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-49 di Kabupaten Subang Dilaksanakan Virtual
Dalam acara tersebut, Ki Manteb Sudarsono membawakan lakon Kresna Jumeneng Ratu atau Kresna menjadi Raja. Selain beliau, almarhumah Didi Kempot juga hadir dalam pergelaran itu.
Ki Manteb Sudarsono juga mendapat penghargaan ‘Nikkei Asia Prize Award 2010’ atas kontribusinya dalam melestarikan kebudayaan Indonesia terutama wayang kulit.***