Baja Anti-Peluru Tidak Ada, DPR Sayangkan PT Pindad Kesusahan Cari Bahan Baku Di Dalam Negeri

- 28 November 2020, 11:40 WIB
Tank Harimau buatan PT Pindad
Tank Harimau buatan PT Pindad /Pindad.com/

AKSARAJABAR- Mantan Aktor Film yang saat ini jadi Anggota Komisi VI DPR RI, Tomny Kurniawan menyayangkan belum adanya bahan baku baja kualitas baik di dalam negeri untuk digunakan PT Pindad (Persero) memproduksi alat-alat pertahanan nasional.

“Salah satu contohnya adalah mau bikin kendaraan anti peluru, nah itu tidak ada baja yang anti peluru di Indonesia. Kemudian selongsong peluru juga tidak ada di Indonesia,” kata Tommy seperti dikutip Aksara Jabar dari Dpr.go.id, Sabtu, 28 November 2020.

Saat ini, kata model Top Model Cardinal 2000 itu, diketahui sebanyak 70 persen komponen bahan baku yang dibutuhkan industri pertahanan dalam membuat produk-produknya masih berasal dari luar negeri.

Baca Juga: Mike Tyson Comeback, Si Leher Beton akan Hadapi Roy Jones Jr, ini Jadwalnya!

Dalam hal ini, eks Bintang Iklan berbagai produk ini menekankan bahwa Pemerintah harus bisa memikirkan upaya-upaya yang memberi dukungan penuh dan keberpihakan terhadap industri pertahanan nasional seperti Pindad agar bisa mendukung produksi dalam negeri secara maksimal.

“Kalau saat ini 70 persen bahannya dapat dari luar negeri. Mudah-mudahan dengan adanya dorongan (dari Komisi VI DPR RI) ini, bisa berubah, komponen luar negerinya bisa 30 persen, komponen dalam negerinya bisa 70 persen,” harap legislator daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat V itu.

Selain itu, terang Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, dalam rangka meningkatkan pengembangan kapabilitas industri pertahanan nasional dan daya saing industri pertahanan dalam negeri, Tommy menyampaikan agar Pindad untuk fokus terhadap core business yang saat ini dilakukan.

Pria kelahiran Jakarta ini meminta Pindad agar fokus terhadap berbagai perencanaan dan ekosistem industri, sehingga nantinya Pindad bisa mendapatkan supporting bahan baku dan itu dalam negeri.

“Dikatakan sama dirutnya, kalau selongsong peluru itu bahannya bisa kita produksi dalam negeri, margin-nya itu bisa sampai 30 sampai 35 persen. Tapi karena dari luar negeri, karena harga belinya lebih mahal sedikit, margin-nya hanya tinggal 10 persen. Nah bagaimana kita bisa menciptakan industri itu, mari sama-sama kita bantu dan kita diskusikan,” pungkasnya. ***

Editor: Iing Irwansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x