Kilas Balik  Harmoko, dari Wartawan Hingga Jabat Menteri Penerangan

5 Juli 2021, 07:15 WIB
Kilas Balik  Harmoko, dari Wartawan Hingga Jabat Menteri Penerangan /Instagram.com/ @azisoko_harmoko//

 

AKSARA JABAR – Berita duka kembali berhembus dari dunia politik tanah air. Mantan Menteri Penerangan yang menjabat pada era Orde baru, Harmoko hembuskan nafas terakhirnya pada Minggu, 4 Juli 2021 pukul 20.22 WIB.

Harmoko kini telah tutup usia pada umur 84 tahun. Banyak jasa yang ditorehkan oleh beliau terutama dalam menentukan arah politik Indonesia.

Kilas balik kisah Harmoko sebelum menjadi seorang Menteri Penerangan sekaligus orang kepercayaan Soeharto dimulai saat dirinya memutuskan untuk jadi seorang wartawan.

Baca Juga: Sinopsis Uttaran ANTV 5 Juli 2021 Episode 270: Keegoisan Meethi dan Hancurnya Hidup Mukta, Wishnu dan Akash

Harmoko lahir di Kertasono, 7 Februari 1939. Minat dan ketertarikan Harmoko pada dunia jurnalistik dipengaruhi oleh keluarganya, terutama sang ayah yang menanamkan rasa cinta pada buku. Hingga akhirnya Harmoko bercita-cita menjadi wartawan sejak kelas 3 SR (Sekolah Rakyat).

Harmoko memulai karir sebagai kolektor Koran hingga diangkat jadi wartawan politik di surat kabar Merdeka. Terkenal ulet, Harmoko pun naik jabatan jadi wartawan kota dan mulai meliput berita di kota.

Tahun 1960-an merupakan masa Harmoko sebagai wartawan. Selain surat kabar Merdeka, Harmoko juga pernah bekerja sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata (1946), Harian API (1965), dan menjadi pemimpin redaksi di majalah berbahasa Jawa, yaitu Merdiko (1965).

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta 5 Juli 2021: Leo dan Pisces Bahagia Bersama Pasangan, Gemini Mulai Pahami Pasangan

Harmoko juga dipercaya sebagai pemimpin dan penanggung jawab  Harian Mimbar Kita (1966 – 1968). Dirinya pun mulai berkembang dan mendirikan sebuah media bernama Harian Pos Kota pada tahun 1970 bersama rekannya.

Surat kabar yang diterbitkan oleh Harian Pos Kota mempunyai oplah terbesar pada masa Orde Baru. Keberhasilannya inilah yang membuat Soeharto tertarik pada Harmoko.

Pada Maret 1983 Harmoko dipanggil oleh Soeharto. Ini merupakan kali pertama Harmoko bertemu secara pribadi dengan Presiden. Pertemuan ini merupakan jalan pembuka bagi Harmoko untuk berkiprah di pemerintahan.

Baca Juga: Jadwal Acara  MNC TV Senin 5 Juli 2021: Ada Top Stories, Kisah Viral Hingga Indonesia Bicara

Soeharto mengangkat Harmoko sebagai Menteri Penerangan selama tiga periode. Dalam masa jabatannya, Harmoko mendirikan sebuah gerakan bernama Kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa), yang berfungsi sebagai media untuk menyampaikan informasi dari pemerintah.

Kinerja Harmoko yang dinilai bagus menarik perhatian Soeharto karena kepiawaiannya dalam melakukan komunikasi politik hingga dirinya diangkat menjadi Ketua Umum Golkar dan mempercayakan posisi ketua MPR/DPR pada dirinya.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini Senin, 5 Juli 2021: Ada Balika Vadhu di ANTV, Mega Series Anjani di Indosiar

Namun sebagai tangan kanan dan orang kepercayaan Soeharto, saat reformasi Orde baru berada diujung tanduk, Harmoko menjadi orang yang menaikkan Soeharto untuk menjabat kembali jadi presiden tapi dirinya pula yang menurunkan Soeharto.

Harmoko mengambil keputusan untuk berpaling dari Soeharto dan menyuruh Presiden turun dari jabatannya sebagai tanda berakhirnya masa Orde baru.

Dikabarkan setelah kejadian tersebut, keduanya tidak pernah bertemu lagi. Hingga pada Soeharto sakit dan dirawat di RSPP Jakarta pada Januari 2008 silam, itu merupakan kali pertama Harmoko bertemu dengan Soeharto saat menjenguknya.***

Editor: Bambang Hermawan

Tags

Terkini

Terpopuler