Anak yang menunjukkan reaksi emosional yang sangat kecil cenderung memendam rasa sakit mereka.
Penekanan emosional ini mempersulit orang tua, guru, dan terapis untuk membantu anak memproses perasaannya dengan cara yang sesuai dengan perkembangannya.
2. Pendidikan
Perceraian memiliki dampak akademis bagi seorang anak broken home. Selain diakibatkan stres, gaya hidup dan dinamika keluarga broken home juga menghambat sang anak untuk menjadi 'bintang' di sekolah.
Meski demikian, tidak semua anak broken home mengalami hambatan akademis. Faktor lain dari akademis buruk yaitu, lingkungan tidak memadai, kondisi keuangan, dan rutinitas yang tidak menentu.
3. Kehidupan Sosial
Broken home juga mempengaruhi kehidupan sosial sang anak dengan cara yang berbeda-beda.
Anak bisa menjadi pemarah bahkan terlibat menjadi perundung (tukang bully) yang berdampak negatif terhadap kehidupan sosial mereka.
Beberapa anak broken home lain juga kecemasan, sehingga mereka menutup diri dari lingkungan sosial.
Hal ini membuat mereka kesulitan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang positif seperti olahraga.
Anak broken home juga mengalami 'trust issue' terhadap orang tua dan pasangannya ketika mereka beranjak dewasa.