Bandung, AKSARAJABAR — Pestipalin 2025 resmi digelar dengan gegap gempita di Lapangan Pusenif TNI AD, Jl. Brigadir Jend. Katamso No.31, Cihaur Geulis, Kec. Cibeunying Kidul (Supratman), Kota Bandung (05/07/25). Festival ini menjadi bukti nyata bahwa Bandung masih layak menyandang gelar sebagai kota musik — rumah bagi penikmat lintas genre dan generasi.
Digelar sejak siang hari, Pestipalin menyuguhkan dua panggung besar yang berdetak nyaris tanpa jeda: Panggung A dan Panggung B. Masing-masing memiliki karakter kuat, menyuguhkan nama-nama besar dan musisi dengan basis penggemar setia.
Panggung A: Dari Indie ke Idol, Hingga Pecah Bareng Dangdut
Panggung A dibuka pukul 13.05 WIB oleh Last Goal Party, mengundang gelombang crowd pertama yang sudah memadati area utama sejak pagi. Disusul oleh Stranger dan eleventwelfth yang menghadirkan warna pop alternatif yang emosional.
Memasuki sore hari, Feast menghantam atmosfer dengan gaya teatrikal dan lirik-lirik yang menggugah. Hindia menyusul dengan lagu-lagu yang mengundang koor ribuan suara — momen paling intens ketika “Secukupnya” dan “Evaluasi” dilantunkan.
Sore menjelang malam, energi crowd semakin padat saat JKT48 naik ke atas panggung membawa balutan koreografi dan visual ala idol group Jepang yang menggoda. Ribuan penggemar menyalakan lightstick dan bersorak nyaris tanpa henti.
Sebagai penutup, King Nassar tampil mengguncang lewat pesona khasnya. Lagu-lagu dangdut dibawakan dengan cengkok tinggi dan aksi panggung interaktif, membuat semua usia ikut bergoyang — membuktikan bahwa musik tradisional bisa tetap relevan dalam festival modern.
“Jujur gue nggak nyangka bakal joget bareng penonton lain pas Nassar tampil. Seru banget, apalagi habis Hindia, langsung goyang. Bandung emang gila!” — Rafi (21), mahasiswa dari Jatinangor.
Panggung B: Eksperimen Bunyi dan Nostalgia Rock Alternatif
Tak kalah menggelegar, Panggung B dibuka lebih awal pukul 12.30 oleh WhiteroomPR, bagian dari Authenticity Soundroom yang mengusung warna musik eksperimental.
Suasana terus hidup lewat penampilan dari Kale, Aloy Carrt Niko, dan The Adams — band veteran indie rock yang sukses membawa nostalgia bagi penonton generasi 2000-an.