23 Juni: Hari Janda Internasional, Mengapa Penting untuk Diperingati? Ini Pandangan Budaya!

Aksara Jabar - 23 Jun 2025, 09:00 WIB
Editor: Tim Aksara Jabar
Ilustrasi Wanita Tanpa Suami (Janda)
Ilustrasi Wanita Tanpa Suami (Janda) /Dok/ChatGPT

AKSARA JABAR - Setiap tanggal 23 Juni, dunia memperingati Hari Janda Internasional atau International Widows Day. Kawan Akbar, momen ini bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi seruan global agar masyarakat lebih peduli terhadap nasib para janda yang kerap mengalami diskriminasi, stigma sosial, hingga ketidakadilan hukum dan ekonomi.

Hari Janda Internasional pertama kali dicanangkan oleh The Loomba Foundation pada tahun 2005 dan secara resmi diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2010. Penetapan ini didasarkan pada kenyataan pahit bahwa jutaan janda di seluruh dunia—khususnya di negara berkembang—mengalami kemiskinan ekstrem, kekerasan berbasis gender, dan pengucilan sosial setelah ditinggal pasangan hidupnya.

Menurut data United Nations Women, terdapat lebih dari 258 juta janda di seluruh dunia, dan hampir 1 dari 10 hidup dalam kemiskinan ekstrem. Banyak dari mereka kehilangan hak atas warisan, tempat tinggal, atau bahkan anak-anak mereka, karena sistem hukum dan budaya patriarki yang diskriminatif.

Baca Juga:

Berkaca dari Pandemi Covid 19, RivaL Alhamdi Bangun Gerakan 3B untuk Generasi Emas Indonesia Lewat PPPI 2025

Angel Pieters Remake Lagu “Cinta” Karya Melly Goeslaw, Hadirkan MV Megah dan Penuh Emosi Bersama Buah Hati

Mengapa Harus Ada Hari Janda?

Hari Janda penting karena menjadi media kesadaran global untuk melawan ketidakadilan yang dialami janda. Dalam banyak budaya, status janda seringkali dipandang sebagai aib atau beban. Mereka tidak hanya kehilangan pasangan, tetapi juga kehilangan martabat sosial, hak ekonomi, dan perlindungan hukum.

Di beberapa negara, janda dipaksa menjalani ritual penyucian yang tidak manusiawi atau dilarang menikah lagi. Ada juga yang dianggap sebagai “pembawa sial” dan diasingkan dari komunitas. Hari Janda menjadi momentum untuk menyerukan perlindungan hak-hak perempuan serta menumbuhkan solidaritas lintas negara dan budaya.

Pandangan Budaya Dunia terhadap Janda

Pandangan terhadap janda sangat beragam dan dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dan agama. Di beberapa negara di Afrika dan Asia Selatan, janda sering kali dikucilkan atau bahkan dituduh membawa kesialan. Sebaliknya, di beberapa negara Barat, janda cenderung memiliki akses yang lebih baik terhadap hak hukum dan sosial.

Halaman:

Sumber: Komnas Perempuan, un.org


Tags

Terkini