AKSARA JABAR - Pernikahan adat Indonesia selalu dipenuhi simbol dan makna mendalam. Salah satu elemen yang paling khas dan tak terpisahkan dari tampilan pengantin adalah bunga melati. Disematkan di sanggul, dijalin menjadi rangkaian, hingga ditabur dalam prosesi, bunga mungil berwarna putih ini tak sekadar hiasan.
Lalu, mengapa bunga melati begitu penting dalam pernikahan Indonesia? Simak penjelasannya berikut ini.
Baca Juga:
- Bajak Laut One Piece dan Budaya Maritim Indonesia: Menyelami Warisan Bahari dari Manga ke Nusantara
- 17 Juni: Hari Dermaga Nasional, Simbol Persatuan Maritim dan Budaya Nusantara
Melati: Simbol Kesucian dan Keanggunan
Dalam berbagai kebudayaan di Indonesia, melati melambangkan kemurnian, kesucian, dan keanggunan. Warnanya yang putih bersih dan harum yang lembut mencerminkan hati yang suci dan niat yang tulus dalam memulai kehidupan rumah tangga.
Tak heran, melati kerap dijadikan bagian penting dari busana dan tata rias pengantin, terutama dalam adat Jawa, Sunda, Bali, dan Betawi.
Akar Tradisi dari Jawa dan Nusantara
Menurut Dr. Ratna Megawangi, peneliti budaya dan penulis buku Nilai-Nilai Budaya dalam Pernikahan Adat Nusantara (2010), penggunaan melati dalam pernikahan telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, terutama di lingkungan keraton Jawa.
Bunga ini disimbolkan sebagai bentuk kesetiaan istri kepada suami dan tanda cinta yang suci. Tradisi ini kemudian menyebar ke masyarakat luas dan diadopsi oleh beragam budaya lokal di Indonesia.