Baleendah, AKSARAJABAR – Sebuah insiden nyaris memicu kepanikan warga pada Jumat malam, 23 Mei 2025. Sekitar pukul 19.30 WIB, jembatan apung yang menjadi penghubung vital antara Kampung Cijeruk, Bojongsoang dan Kampung Mekarsari, Baleendah, Kabupaten Bandung, ambruk akibat putusnya tali penyangga di sisi kiri. Jembatan berbahan dasar kayu ini tak mampu lagi menahan beban, terlebih saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Beberapa sepeda motor sempat tersangkut di atas badan jembatan yang miring akibat struktur penyangga utama terbawa arus sungai. Namun, beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini.
“Kerusakan mencapai 90 persen. Struktur jembatan kini sangat membahayakan,” ujar Kapolsek Baleendah, AKP Hendri Noki, saat dikonfirmasi Mudanésia.
Jembatan ini selama ini menjadi alternatif penting warga untuk beraktivitas harian. Namun karena tingkat kerusakan yang cukup parah, pihak kepolisian memutuskan untuk menutup akses sementara. Evakuasi kendaraan yang tersangkut telah dilakukan petugas, dan warga kini diminta untuk sementara menggunakan jalur lain.
AKP Hendri menambahkan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait agar pembangunan ulang jembatan bisa segera dimulai dengan desain yang lebih kuat dan tahan terhadap cuaca ekstrem.
Warga sekitar berharap agar perbaikan dilakukan dengan perencanaan matang, mengingat insiden ini bukan pertama kalinya jembatan mengalami gangguan akibat faktor cuaca dan kelebihan beban. Mereka mendesak pemerintah agar menyediakan solusi permanen agar roda perekonomian dan mobilitas warga tidak terus terganggu setiap musim hujan tiba.
> “Kami hanya ingin jembatan yang aman dan bisa dipakai jangka panjang,” ujar Pak Anwar, salah satu warga Kampung Mekarsari.
Peristiwa ini menjadi pengingat keras pentingnya perawatan dan evaluasi berkala terhadap infrastruktur kecil yang seringkali luput dari perhatian, padahal menjadi tulang punggung konektivitas di wilayah-wilayah penyangga kota. ***