AKSARA JABAR — Helai kain yang menari dalam sentuhan warna, tersemat kisah yang tertuang dengan penuh perjuangan. Narita Shibori, layaknya sekuntum bunga yang merekah dari tanah subur kreativitas, terus mewarnai industri fesyen lokal dengan karakter khasnya—perpaduan teknik ikat celup Jepang yang menari harmonis dengan keindahan budaya Indonesia.
Narita Shibori bukan sekadar brand fesyen. Ia adalah sebuah perjalanan, sebuah mimpi yang menjelma dalam lipatan kain dan corak yang berbicara tanpa kata.
Di tangan Anaritadevi, pendiri sekaligus penggagas utama, seni shibori yang dahulu asing kini menemukan rumahnya di Indonesia. Ia mampu menggubah teknik ikat celup menjadi karya yang memiliki jiwa.
Baca Juga: Panggung Talenta Madrasah: POSSMAD 2025 Bangkitkan Seniman Muda Kuningan
Dari Coba-Coba Menjadi Karya Bermakna
Seperti aliran sungai yang menemukan jalannya, Narita Shibori bermula dari eksperimen sederhana di tahun 2017. Awalnya, hanya tote bag dan pouch yang menjadi kanvas bagi eksplorasi shibori.
Namun, mimpi itu mengalir lebih jauh. Fesyen menjadi panggung utama, dan kini bahkan merambah ke dekorasi rumah—jejak yang sejalan dengan latar belakang Anaritadevi di bidang arsitektur interior.
Langkah besar terjadi di tahun 2019 ketika Narita Shibori bergabung dengan Pertamina. Tak hanya soal modal usaha, tetapi juga tentang menemukan pijakan kokoh dalam bisnis kreatif yang penuh dinamika.
Dukungan ini bukan sekadar bahan bakar, tetapi energi yang mendorong merek ini melaju ke berbagai pameran bergengsi, dari FX Sudirman hingga Inacraft.
Jejaknya semakin menancap kuat ketika pada 2022 Narita Shibori ikut serta dalam UMK Academy Pertamina.