Network
AKSARA JABAR- Bagi Pemerintahan Kota (Pemkot) Bandung, hari apa pun merupakan hari peduli sampah. Oleh karenya, Pemkot Bandung terus konsisten menjalankan program Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah (Kang Pisman).
Menjalankan program Kang Pisman untuk diaplikasikan masyarakat Bandung bukan tanpa alasan. Sebab, selama ini Kota Bandung tidak memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Bahkan TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang juga menampung sampah dari Kota Bandung diwacanakan akan ditutup pada tahun 2023 mendatang. Maka dari itu, sebagai bentuk antisipasi, Pemkot Bandung terus mengampanyekan pengelolaan sampah secara mandiri di mulai dari rumah masing-masing.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyampaikan, program Kang Pisman bukan hanya sekedar cara menangani persoalan sampah melainkan bagian dari membangun peradaban yang beradab.
"Itulah sebabnya warga Kota Bandung harus bisa mengelola sampahnya sendiri. Orang yang beradab adalah orang yang bisa menjaga lingkungannya dengan baik," kata Oded.
Baca Juga: 4 Langkah Strategis Menjaga dan Melestarikan Bahasa Ibu di Tengah Lingkungan Keluarga
Bercermin pada peristiwa ledakan TPA Leuwigajah yang terjadi 16 tahun silam hingga mengakibatkan dua kampung yakni, Kampung Cilimus dan Kampung Pojok hilang dari peta akibat terdampak longsoran sampah dan 157 jiwa meninggal dunia, Oded mengharapkan, kepedulian masyarakat terhadap sampah semakin tinggi.
Melalui peradaban mengelola, lanjutnya, sampah yang terbuang ke TPA jumlahnya akan menurun sebab telah dilakukan pemilihan dan pemilahan untuk pemanfaatan sekaligus alternatif perekonomian.
