Kecewa Kemiskinan Membiak, Tokoh Muda Pertanyakan Isi Kepala Calon Bupati Tuban

- 22 November 2020, 23:08 WIB
Direktur LAWAN Institute, Muhammad Mualimin
Direktur LAWAN Institute, Muhammad Mualimin /Aksara Jabar/


AKSARAJABAR- Direktur Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN Institute), Muhammad Mualimin meminta para calon Bupati Tuban di Pilkada 2020 untuk benar-benar mengusung program nyata yang bermanfaat bagi masyarakat Ronggolawe, bukan pencitraan penuh tipu-tipu yang memikat jelang pemilihan tapi belum tentu terwujud saat terpilih.

''Saya rasa masyarakat Tuban sudah terlalu lama dikooptasi kekuasaan yang penuh bualan dan basa basi menjijikkan. Kandidat berlomba-lomba memajang citra islami, padahal yang dibutuhkan rakyat adalah bagaimana menjadi makmur, sehat dan makan bergizi. Pemilih itu cari bupati, bukan seorang imam ibadah!'' kata Mualimin kepada Aksara Jabar, Minggu, 22 November 2020.

Eks Ketua Umum BPL HMI Cabang Jakarta Selatan ini mengkritik keras kondisi buta politik masyarakat Tuban yang banyak dimanfaatkan elit partai sehingga pemilih gampang terpesona penampilan. Menurutnya, pilkada selalu datang 5 tahun sekali, tapi masyarakat selalu kalah karena tak kunjung makmur, malah tenggelam dalam lumpur janji busuk politikus.

Baca Juga: Apresiasi Karya Pengurus, Ketua Umum BPL PB HMI Puji Isi Novel Gadis Pembangkang

''Apa guna kandidat datang ke desa-desa pasang muka sok alim, tapi tak becus makmurkan warga? Tidak penting kontestan didukung kiai siapa, dari turunan yang mana, sudah haji atau belum, tapi apa ide yang dibawa? Punya solusi atasi kemiskinan tidak? Mana program nyatanya? Jangan dong penduduk ditipu daya, dibujuk rayu untuk memilih calon tertentu, toh akhirnya tak pernah disejahterakan. Kenapa orang miskin dan anak putus sekolah masih gembriyah?'' tanyanya.

Selain menyoroti masih tinggi angka kemiskinan, Tokoh Muda Ronggolawe kelahiran Rengel yang baru meraih titel Magister Hukum Universitas Nasional (Unas) Jakarta ini juga mempertanyakan kualitas perguruan tinggi di Bumi Wali yang mengecewakan.

Menurut Wakil Sekretaris BPL PB HMI ini, pembangunan pendidikan tinggi mandeg dan tak pernah diperhatikan pemimpin yang berkuasa, padahal korporasi besar banyak berdiri di Tuban.

''Uang dari pajak itu kemana mengalirnya? Sebagai perantau, sedih lihat pemuda-pemudi cerdas usai lulus SMA terpaksa keluar kota untuk kuliah. Kenapa? Ya karena di Tuban sendiri tidak dibangun kampus yang bagus dan bergengsi secara nasional. Pondok dimana-mana menjamur, tapi kampus kok dibiarkan terbelakang. Memang tak ingin Tuban jadi pusat pendidikan dan pencetak ilmuan? Tolonglah siapa yang terpilih, agar otaknya diisi dengan visi besar. Jangan seperti bupati yang sudah-sudah, hanya sibuk memperkuat cengkeraman oligarki keluarga sendiri,'' pungkasnya. ***

Editor: Iing Irwansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x