4. Siwa di Jepang sejak sekolah dasar hingga tingkat atas dilarang untuk membawa kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat. Sedangkan di Indonesia saat ini banyak siswa yang membawa kendaraan bermotor roda dua, bahkan banyak juga yang menawarkan kendaraan beroda empat.
5. Namun di negara Jepang hubungan antara guru dan murid lebih mirip seperti robot karena adanya batasan batasan yang membuat hubungan guru dan murid menjadi kaku. Berbeda dengan Indonesia, hubungan antara guru dan murid itu dibuat lebih cair.
6. Serupa dengan Amerika Utara dan Eropa, orientasi pendidikan di Jepang mengarahkan pada kepada pembentukan keahlian, bukan berorientasi menjadi serba tahu. Kontras dengan yang terjadi di Indonesia dengan mata pelajaran yang sangat beragam, namun justru membuat siswa menjadi tertekan, stress, dan jenuh.
7. Siswa baru boleh mengikuti ujian ketika menginjak kelas 4, selama tiga tahun sebelumnya tidak dinilai seberapa besar ilmu pengetahuan serta kepintarannya dan lebih difokuskan pada pembelajaran tatakrama. Lain hal dengan yang terjadi di Indonesia, kedisiplinan siswa terhitung buruk dan jauh jika harus dibandingkan dengan tingkat kedisiplinan yang ada di Jepang.
Menarik melihat bagaimana negara Jepang menjalankan sistem pendidikannya dengan berlandaskan pada kedisiplinan. ***