Film Farha Dibenci Zionis Didudukung Palestina, Bongkar Kekejaman Israel pada Peristiwa Nakba

11 Desember 2022, 12:37 WIB
Film berjudul ‘Farha’ yang dirilis Netflix dikecam oleh Israel, karena film tersebut menceritakan pembantaian kaum Palestina oleh Israel di tahun 1948. /Al Jazeera/

AKSARA JABAR - Film produksi Yordania berjudul Farha 'diserang' oleh sejumlah pejabat Israel yang menyebutnya sebagai film yang menciptakan narasi palsu.

Farha berlatar belakang peperangan di Palestina pada tahun 1498 dimana 700.000 orang Palestina diusir yang kemudian disebut sebagai peristiwa Nakba (Bencana).

Dalam film tersebut diceritakan seorang gadis remaja menyaksikan pembunuhan seluruh keluarganya, termasuk seorang bayi, saat pasukan Zionis turun ke desanya pada tahun 1948.

Baca Juga: Masuk Perempat Final Setelah Permalukan Cristiano Ronaldo, Warga Maroko Rayakan Kemenangan di Jalanan

Baca Juga: Pamer Hidung Baru Usai Operasi, Mayang Adik Vanessa Angel Makin Cantik

Baca Juga: Jadwal Indosiar Hari Ini 11 Desember 2022: Sinetron Panggilan tayang Jam Berapa,Live Liga 1 Arema FC vs Persis

Sutradara asal Yordania, Darin J. Sallam menyebutkan jika Film tersebut merupakan film yang diangkat dari kisah nyata, telah diputar di sejumlah festival film di seluruh dunia dan dirilis di Netflix pada 1 Desember 2022.

Sayangnya hal berbeda justru diperlihatkan Israel, Salahseorang Menteri Israel, Avidor Lierberman mengutuk Netflik yang berani memutar film tersebut.

"Sangat gila bahwa Netflix memutuskan untuk memutar film yang seluruh tujuannya adalah untuk menciptakan kepura-puraan palsu dan menghasut tentara Israel," berangnya.

Baca Juga: Hasil Akhir Maroko vs Portugal di Piala Dunia 2022, Skor 1-0

Baca Juga: LEGAL! Live Streaming Maroko vs Portugal Malam Ini Bukan di Score808, NobarTV, Bgibola, Akses Link Resminya

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV 11 Desember 2022, Ada Yeh Jadu, Naagin 3 dan Suami Pengganti

Sentimen tersebut digaungkan Menteri Kebudayaan Israel, Hili Tropper, dia mengatakan bahwa menayangkan film tersebut di bioskop Israel akan menjadi aib. Lagi-lagi mereka juga menuding jika film Farha menunjukkan kebohongan dan fitnah.

Lieberman mengatakan, dia akan mempertimbangkan untuk menarik dana negara dari teater Arab-Ibrani di Jaffa, yang menayangkan film tersebut.

Tetapi orang-orang Palestina dan pendukung mereka telah berlipat ganda mendukung film tersebut, menyatakan bahwa tidak ada dalam film yang tidak terjadi dalam kenyataan.

Sallam, yang keturunan Palestina, tergerak untuk membuat film debutnya setelah diceritakan kisahnya oleh ayahnya di usia muda dan mengatakan itu berdasarkan kejadian nyata. Ceritanya, katanya, melekat padanya, sebagian karena perjuangannya sendiri dengan klaustrofobia dan ruang tertutup.

Dia mengatakan kisah seorang gadis yang terperangkap di ruang kecil, menyaksikan kekejaman, bergema dengannya dan dia memutuskan untuk memasukkan penggambaran seperti itu dalam filmnya.

“Saya tidak takut untuk mengatakan yang sebenarnya,” katanya dalam sebuah wawancara media pada tahun 2021, saat film tersebut ditayangkan perdana di Festival Film Internasional Laut Merah.

“Itulah mengapa saya memutuskan untuk membuat film ini. Bukan karena saya berpolitik, tapi karena saya setia dengan cerita yang saya dengar,” imbuhnya.

Bagi Sallam, berbagi cerita dengan dunia terasa seperti sebuah misi pribadi.

“Saya ingin mereka [penonton] menjalani perjalanan gadis muda ini. Saya ingin mereka melihat bahwa itu [Palestina] adalah tanah dengan orang-orang dan bahwa mereka menjalani hidup mereka, mengalami saat-saat baik dan buruk, sampai semuanya terputus, ” katanya. ***

Editor: Igun Gunawan

Sumber: Middle East Eye

Tags

Terkini

Terpopuler